Cewekbanget.id - Girls, sedang merasa jenuh dengan hiruk pikuk dunia modern dan berbagai perkembangan teknologi yang terasa sangat cepat? Enggak ada salahnya untuk mencari sedikit ketenangan dan menyepi ke suatu tempat.
Salah satu destinasi yang bisa kita pilih untuk menyepi dari hiruk pikuk adalah Kampung Naga.
Nama destinasi ini masih terdengar asing? Yuk, kita kenalan dengan Kampung Naga Tasikmalaya, pilihan tepat untuk menyepi tanpa listrik dan musik!
Baca Juga: 5 Paduan Tunik Brokat dan Celana Kulot Modis Buat Tampilan Lebaran Menawan!
Hijaunya Kampung Naga Tasikmalaya
Kampung Naga terletak di Desa Neglasari, Tasikmalaya, Jawa Barat. Desa seluas 1,5 hektare ini masih sangat hijau dan enggak terpengaruh modernisasi sama sekali, lho.
Jenuh dengan kepadatan dan gedung-gedung tinggi? Tenang, di Kampung Naga kita enggak akan menemukan hal itu, girls.
Saat berada di Kampung Naga Tasikmalaya mata kita akan dimanjakan dengan ratusan pohon eboni, sawah-sawah dan sungai Ciwulan yang mengalir jernih.
Fyi, ada sekitar 300 penduduk yang tinggal dengan harmonis dan sederhana di Kampung Naga Tasikmalaya.
Para penduduk di Kampung Naga enggak hanya ramah terhadap penduduk lokal, penduduk Kampung Naga juga ramah kepada turis domestik maupun asing yang datang.
Cara menuju Kampung Naga
Kampung Naga terletak sekitar 30 km dari pusat kota Tasikmalaya. Untuk menuju desa ini, kita bisa menggunakan kendaraan roda dua atau empat, dengan waktu perjalanan kurang lebih satu jam dari pusat kota.
Nah, kalau kita berangkat dari kota asal menggunakan pesawat, kita bisa mendarat di Bandara Internasional Husein Sastranegara, Bandung. Setelah itu kita bisa lanjutkan perjalanan dengan mobil atau motor ke Tasikmalaya lalu menuju Kampung Naga.
Baca Juga: Belum Pernah Coba, Warga Amerika Merasa Rasa Teh Botol Sosro Aneh. Kok Bisa?
Karena letak Kampung Naga yang berada jauh di bawah tebing, untuk sampai kesana kita harus menuruni sekitar 439 anak tangga.
Walau menempuh jalan yang cukup panjang, tapi kita akan disuguhi dan dibuat terpukau dengan rumah-rumah bernuansa alam yang terbuat dari nipah, kayu, bambu dan daun palem.
Hidup tanpa listrik dan musik
Yang unik dari Kampung Naga Tasikmalaya ini adalah, di tengah gempuran teknologi yang berkembang pesat, warga Kampung Naga menolak tawaran pemerintah akan fasilitas listrik.
Warga Kampung Naga juga enggak memakai gas LPG dan lebih memilih memasak dengan cara tradisional, yaitu menggunakan tungku. Berbagai kegiatan sehari-hari di desa ini pun dilakukan secara manual.
Keunikan Kampung Naga Tasikmalaya enggak berhenti sampai disitu, lho!
Baca Juga: Kece Maksimal! Kepoin 6 Gaya Kompak Kakak Adik Ala Randy Martin & Vanessa Audy!
Kampung Naga juga melarang siapapun untuk membunyikan musik, girls. Tapi jangan khawatir, sebagai gantinya kita dapat mendengarkan suara alam yang merdu. Mulai dari kicauan burung, suara angin, serangga, air mengalir dan gemerisik dedaunan.
Yup! di Kampung Naga kita benar-benar bisa menyatu dengan alam dan menyepi untuk memperoleh semangat yang baru.
Tanpa listrik, kita benar-benar bisa menikmati malam yang tenang dan damai dengan cahaya remang-remang dari lampu vayer.
Ingin menginap di Kampung Naga?
Nah, buat kita yang ingin menyepi dan merasakan tinggal (menginap) di Kampung Naga, kita harus membuat janji terlebih dahulu dengan pemandu dan enggak lupa meminta izin kepada penduduk lokal.
Baca Juga: Resep Ayam Suwir Bali Simpel untuk Buka Puasa Ala Keluarga Rizky Nazar
Tentu saja karena kita adalah pendatang, kita wajib untuk memperhatikan peraturan dan nilai-nilai yang ada di Kampung Naga. Soalnya desa ini masih memegang erat tradisi leluhur.
Tradisi yang Kuat
Di Kampung Naga terdapat beberapa tempat keramat yang enggak boleeh difoto bahkan dimasuki. Tempat-tempat tersebut hanya boleh dimasuki oleh para tetua Kampung Naga.
Tanda kuatnya penduduk lokal dalam memegang tradisi juga dapat dilihat dari rumah-rumah yang didirikan di kampung ini. Salah satu peraturannya adalah bangunan rumah harus menghadap ke utara atau selatan.
Sementara untuk Masjid dan balai desa harus mengarah ke barat atau timur, girls. Selain itu, selama bertahun-tahun penduduk desa juga enggak pernah menambah atau mengurangi jumlah rumah yang ada dan tetap bertahan pada angka 111. Unik banget!
Baca Juga: Belum Pernah Coba, Warga Amerika Merasa Rasa Teh Botol Sosro Aneh. Kok Bisa?
Ada juga tradisi melaksanakan upacara Hajat Sasih secara rutin oleh warga Kampung Naga.
Menurut keterangan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dilansir dari National Geographic Indonesia, upacara Hajat Sasih adalah sebuah upacara berupa ziarah dan pembersihan makam leluhur yang dilakukan pada waktu tertentu, sesuai yang ditetapkan dalam kalender Islam.
Sebelum melakukan upacara Hajat Sasih, para peserta upacara harus melaksanakan beberapa hal, seperti diwajibkan mandi dan membersihkan diri dari segala kotoran di sungai Ciwulan.
Hajat Sasih adalah titik puncak dari rasa tunduk dan patuh kepada leluhur mereka (Kampung Naga).
Gimana girls, berniat menyepi ke Kampung Naga? (*)
Baca Juga: Mirip Vanesha Prescilla, Ini Pacar Endy Arfian bernama Safira Trisjaya
Artikel ini pernah tayang di National Geographic Indonesia dengan judul "Menyepi dari Dunia Modern dan Teknologi di Kampung Naga Tasikmalaya"
Penulis | : | Elizabeth Nada |
Editor | : | Elizabeth Nada |
KOMENTAR