“Sosialisasi seperti ini sangat baik dan harus terus dilakukan.
Menikah itu membutuhkan perencanaan yang baik dan matang.
Tingkat kedewasaan dan kesiapan mental akan berpengaruh terhadap kemampuan untuk memilah mana yang baik dan buruk, keputusan apa yang harus diambil dalam menghadapi masalah,” jelas Ide Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, Walikota Denpasar.
Baca Juga: Ini 5 Sungai Paling Kotor di Dunia Tahun 2019! Indonesia Termasuk?
Dampak Negatif dari Perkawinan Usia Anak
Informasi yang harus kita ketahui nih girls, kalau ternyata perkawinan usia anak itu banyak dampak negatifnya.
Kalau fisik anak perempuan dalam mengandung anak itu kurang siap, maka bisa terjadi peningkatan risiko kematian ibu dan anak.
Selain itu juga kesiapan mental untuk membina rumah tangga bisa meningkatkan risiko kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, ketidaksehatan mental, dan pemberian pola asuh yang enggak tepat pada generasi selanjutnya.
“Impian Indonesia bebas perkawinan anak akan terwujud dengan sinergi dari seluruh pihak dari berbagai pelaku pembangunan baik pemerintah tingkat pusat, daerah, akademisi, lembaga masyarakat maupun dunia usaha, termasuk WHDI.
Semoga kerja sama antara pemerintah dan WHDI yang selama ini terjalin dengan baik dapat terus berlanjut untuk melindungi anak-anak Indonesia,” jelas Bintang Puspayoga, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
(*)
Penulis | : | Indah Permata Sari |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR