CewekBanget.ID – Karya anak bangsa enggak henti-hentinya membuat kita bangga nih, girls.
Enggak hanya film layar lebarnya, ternyata sejumlah film pendek asli buatan anak Indonesia ini juga sukses dikenal hingga kancah Internasional, lho.
Meski durasinya lebih singkat, nyatanya film pendek Indonesia juga enggak kalah kerennya dengan film layar lebar!
Baca Juga: 10 Seleb Ini Bakal Mengisi Suara di 'Riki Rhino,' Film Animasi Terbaru Indonesia. Udah Tahu?
Hal itu terbukti lewat beberapa penghargaan bergengsi yang di raih oleh film pendek Indonesia ini.
Penasaran apa saja? Berikut film pendek Indonesia yang dikenal dunia dan raih penghargaan Internasional!
Kado
Setelah namanya disanjung di Festival Film Internasional, Aditya Ahmad sang sutradara muda asal Indonesia ini kembali meraih kesuksesan lewat film pendek karyanya yang berjudul Kado atau A Gift.
Film pendek berdurasi 15 menit itu mengangkat tema pergulatan dalam diri remaja yang sedang mencari identitas atau jati dirinya.
Dianggap sangat relevan dengan kehidupan para remaja, Kado akhirnya sukses meraih penghargaan sebagai film pendek terbaik kategori Orizzonti di Venice International Film Festival pada 2018 lalu.
Bangga!
Ballad of Blood and Two White Buckets
Film pendek berdurasi 15 menit ini merupakan proyek kolaborasi antara KawanKawan Media, LimaEnam Films, dan AfterTake Post Production yang disutradarai oleh Yulia Evina dan Amerta Kusuma.
Di rilis pada 2018 lalu, Ballad of Blood and Two White Buckets mengisahkan sepasang suami istri yang berprofesi sebagai penjual saren atau makanan khas Indonesia yang berasal dari darah binantang yang disembelih.
Punya alur cerita yang menarik dan enggak biasa, membuat film pendek Ballad of Blood and Two White Buckets ini sukses ditampilkan dan mendapat nominasi di Toronto Internasional Film Festival, lho!
Baca Juga: Enggak Nyangka, 7 Film Hollywood ini Ternyata Adaptasi Game Lho!
Bersama Lebih Lama
Film pendek berjudul Bersama Lebih Lama yang merupakan proyek kolaborasi antara Kompas.com dan Samsung ini sukses meraih penghargaan di ajang Asian Digital Media Awards pada 2018 lalu.
Film ini menceritakan perjuangan pasangan remaja yang sedang menjalin hubungan jarak jauh atau LDR antara Jakarta dan Paris.
Meski terpaut jarak, mereka tetap kompak berkat adanya inovasi dan kecanggihan teknologi.
Berkat kesuksesannya dalam branding merk, Bersama Lebih Lama sukses mendapat nominasi Best Branded Content Project di ajang penghargaan Intenasional bergengsi dari asosiasi media dunia atau WAN-IFRA, lho.
The Seen and Unseen
Meski di Indonesia enggak begitu terkenal, film pendek The Seen and Unseen justru sukses dikenal di luar negeri.
Film ini mengisahkan dua anak kembar bernama Tantri dan Tantra yang punya keterikatan batin yang kuat satu sama lain.
Hingga pada suatu hari Tantra meninggal dunia karena suatu penyakit.
Semenjak kematian Tantra, ada kejanggalan mistis yang dialami Tantri yang dijamin bikin bulu kuduk kita merinding!
Film dengan narasi yang keren ini sukses ditayangkan dan mendulang kepopulerannya di Toronto Internasional Film Festival pada 2017 lalu.
05.55
Mengangkat kisah nyata dari kejadian gempa bumi yang meluluhlantahkan Yogyakarta pada 2006 lalu, film pendek berjudul 05.55 ini sukses diapresiasi sineas dunia.
Terbukti, lewat cerita yang menarik membuat 05.55 enggak hanya meraih penghargaan di berbagai Festival Film di tanah air, tapi juga sukses masuk nominasi di ajang Internasional, lho!
Film dengan format hitam putih ini berhasil masuk kategori Best Cinematography di Global Short Film Award pada 2016 lalu.
Baca Juga: Angkat Kisah Tentang Tunawicara, Ini Fakta Film 'Buku Harianku'!
On the Origin of Fear
Disutradarai oleh Bayu Prihantono, On the Origin of Fear ini akan membuat kita kembali mengingat masa lalu tepatnya di masa orde baru nih, girls.
Film yang dikemas dengan banyak pesan tersirat di dalamnya, membuat On the Origin of Fear mendapatkan banyak apresiasi dari berbagai pihak.
Enggak hanya itu, On the Origin of Fear juga sukses diputar di Festival Film Venice Internasional 2016.
Prenjak
Film pendek berjudul Prenjak ini mengisahkan tentang cewek bernama Diah yang mati-matian dan rela melakukan apapun demi memenuhi kebutuhan ekonominya.
Agar semua kebutuhannya terpenuhi, Diah akhirnya memutuskan untuk berjualan korek api dengan harga tinggi.
Tapi itu bukan sembarang korek api, soalnya korek api itu disebut-sebut bisa melihat sesuatu yang enggak biasa.
Fyi, Prejak sukses ditayangkan 3 kali di Festival Cannes pada 2013 lalu dan mendapat penghargaan sebagai film pendek terbaik di Le Prix Decouverte Leica Cine.
Nah itu dia, girls, 7 film pendek Indonesia yang berhasil dikenal dunia dan mendapat penghargaan Internasional. Sudah nonton yang mana?
(Silvia Wardatul)
(*)
Penulis | : | None |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR