Cewekbanget.id - Hingga saat ini belum diketahui kapan pandemi virus corona atau COVID-19 akan berakhir, baik di dunia atau di seluruh dunia.
Pasalnya, obat atau vaksin untuk virus corona masih dalam penelitian.
Upaya dari pemerintah pun kini dengan melakukan pembatasan pada interaksi masyarakat.
Baca Juga: Langsung Makan Berat Saat Berbuka Puasa, Ini 3 Akibat Buruknya!
Misalnya dengan melarang acara-acara dalam kerumunan massa besar.
Menurut laporan dari worldometers.info/corona, hingga Jumat (8/5/2020) siang WIB, tercatat ada 3.917.575 kasus virus corona di dunia.
Dimana 270.720 pasien diantaranya dinyatakan meninggal dunia.
Melihat kondisi ini, lantas bagaimana jika virus Covid-19 tidak ditemukan dan laju pandemi virus corona ini tidak bisa dihentikan?
Baca Juga: Lagi, Lee Joon Gi Posting Foto yang Bikin Penggemar Berharap 'Scarlet Heart: Goryeo 2'
Ini mungkin pertanyaaan yang mewakili seluruh umat manusia di dunia, dan kali ini seperti dikutip CNN, menggambarkan apa yang akan terjadi.
Kemungkinan terbesar yang akan terjadi adalah, manusia harus terbiasa belajar hidup berdampingan dengan virus ini.
Atau seperti yang dikatakan Presiden Joko Widodo, dimana kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 hingga vaksinnya ditemukan.
Saat ini pengujian dan penyelidikan sumber infeksi mengatakan, virus corona dapat menjadi hal normal dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: 5 Hal Ini Sebaiknya Jangan Dilakukan Saat Physical Distancing!
Namun, dengan konsekuensi serius, ada beberapa orang yang bisa berakibat fatal jika terinfeksi virus ini.
"Ada beberapa virus berbahaya di dunia, dan kami belum menemukan vaksin untuk virus lainnya," kata David Nabarro, seorang profesor dari Imperial College London dilansir dari CNN.
"Sejauh ini belum ada yang bisa mengembangkan vaksin begitu cepat, hanya dalam waktu 12-18 bulan," ujar Dr Peter Hotez, kepala departemen kedokteran tropis di Baylor College of Medicine Houston, AS.
Kasus lain, misalnya tahun 1984, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS menemukan virus HIV.
Hampir empat dekade kemudian, lebih dari 32 juta orang meninggal karena terinfeksi HIV, dan hingga kini vaksinnya juga belum ditemukan.
Baca Juga: Dukung Kemensos RI, Nestlé Cares Bantu Masyarakat Terdampak COVID-19!
Kemudian, para ahli juga mengatakan jenis virus influenza juga sering berubah setiap tahunnya.
Seseorang yang kebal dengan virus ini akan aman, tetapi mereka yang rentan juga berbahaya.
Penelitian sebelumnya, menunjukkan bahaya dari virus corona memiliki kemiripan dengan HIV, inilah yang menyebabkan peneliti berhati-hati dalam menemukan vaksinnya.
"Jangan berharap terlalu banyak, karena mungkin kita akan kecewa," jelas Profesor Nabarro, dalam menjelaskan skenarion manusia mungkin hidup bersama virus.
Baca Juga: #NontonTeaterdiRumahAja Kembali dengan 'Perempuan-Perempuan Chairil'!
"Hari ini virus HIV tidak lagi menjadi hukuman mati bagi mereka yang terinfeksi," kata pakar penyakit menular Paul Offit.
Ilmuwan telah menemukan obat yang bisa menghambat virus HIV, dan memperpanjang usia pasien.
Sama halnya dengan virus corona, saat ini fokus dilakukan pada upaya pencegahan dampak Covid-19 pada pasien dan membantunya hidup normal.
Administrasi Makanan dan Obat di Amerika (FDA), sedang mengevaluasi efektivitas remdesivir yang kemungkinan bisa menjadi obat penderita Covid-19.
Dengan kata lain bukan tidak mungkin kasus Covid-19 akan menjadi kasus HIV kedua, jika memang vaksinnya tidak bisa ditemukan dalam jangka waktu tercepat.
Meski demikian, kemungkinan besar peradaban juga akan tercipta, jika virus ini tidak bisa dimusnahkan mengingat penularannya yang sangat mudah.
Para ahli memperkirakan, bekerja di rumah bisa menjadi standar baru di kantor, yang memungkinkan mengubah jadwal karyawan untuk menghindari perkumpulan.
Profesor Nabarro juga mengatakan, pengendalian masuknya imigran ke negara juga sangat penting dalam pencegahan Covid-19.
Pada saat yang sama negara-negara perlu memperkuat kapasitas, dan menguji dan memverifikasi sumber infeksi, yang terbukti efektif dilakukan Korea Selatan.
Baca Juga: Hal yang Dilakukan Masing-masing Golongan Darah saat Merasa Patah Hati
Kebiasaan physical distancing atau jarak fisik mungkin akan sering dilakukan di beberapa negara karena pada musim dingin, virus ini cenderung menyebar lebih kuat, menurut Dr Peter Hotez.
"Namun, kekebalan komunitas adalah kunci jangka panjang terhadap Covid-19, metode yang paling efektif adalah menemukan vaksinnya," pungkas para ahli.
(*)
Artikel ini telah tayang di GridHEALTH.id dengan judul: "Yang Terjadi Ketika Pandemi Virus Corona Tak Bisa Dihentikan"
Penulis | : | None |
Editor | : | Septi Nugrahaini Rahmawati |
KOMENTAR