Saat berpuasa, lanjut Vivien, sistem pencernaan yang sebelumnya bekerja terus-menerus selama 11 bulan akan beristirahat. Pada waktu istirahat tersebut, sel-sel tubuh akan memperbaiki diri.
Pada saat berpuasa, hematopoietik (proses pembentukan komponen sel darah) akan bekerja dengan cara mengeluarkan sel-sel imunitas tubuh lebih baik seperti sel limfosit T dan sel limfosit B untuk pertahanan tubuh.
Sel limfosit T dan sel limfosit B tersebut dapat menghasilkan antibodi untuk melawan berbagai virus atau kuman yang masuk.
“Hal yang penting adalah jaga imunitas tubuh dengan cara makan bernutrisi tinggi, banyakminum, dan istirahat yang cukup. Asupan gizi selama puasa juga harus seimbang,” ujar Vivien.
Baca Juga: Awas, Ini 4 Alasan Bulu Vagina Juga Bisa Ikutan Rontok. Bahayakah?
Kemudian Arti Indira mengingatkan, kita harus mengonsumsi makan sahur dan buka dengan benar. Jaga agar asupan tidak terlalu sedikit atau terlalu berlebih sehingga menyebabkan berat badan naik.
Kondisi tersebut justru akan membuat tujuan meningkatkan sistem imunitas dengan berpuasa menjadi tidak tercapai. "Sahur, buka harus yang benar, makan malam, snack malam, dan harus ada aktivitas fisik," tambahnya.
Lalu, seperti apa pola makan sahur dan buka yang benar?
Total asupan kalori harian seseorang berkisar 1.500-1.800 kalori. Pada waktu sahur, usahakan kita mengonsumsi 40% dari total kebutuhan kalori tersebut. Kemudian, konsumsi asupan lainnya sebanyak 10% pada waktu berbuka.
Setelah menjalankan ibadah sholat maghrib, kita bisa mengonsumsi makan malam dengan memenuhi 40% kebutuhan kalori. Sisa 10% kalori untuk camilan malam sebelum tidur.
Penulis | : | None |
Editor | : | Septi Nugrahaini Rahmawati |
KOMENTAR