Pihak yang diputuskan hubungannya dan menjadi stalker juga kerap merasa dirinya sebagai korban atau dipermainkan, sehingga rasa takut akan diabaikan itu membuat mereka enggak bisa berpikir jernih.
Stalker juga biasanya punya sifat obsesif dalam hidupnya, termasuk hubungan asmaranya.
Mereka tergolong orang yang narsis dan enggak bisa menghargai perasaan atau batasan dari orang lain.
Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Cowok Masih Sering Nge-stalk Akun Mantan. Kangen?
Stop Stalking!
Tindakan stalking memang enggak bisa dibenarkan dengan alasan apapun, apalagi jika sudah terlalu jauh dan membuat korban merasa enggak nyaman.
Tapi di sisi lain, enggak ada kriteria khusus untuk mengenali potensi seseorang menjadi stalker, misalnya stereotip bahwa orang yang gemar stalking adalah penyendiri, kesepian, atau enggak bisa bergaul.
Bahkan, para ahli menemukan bahwa penguntit rata-rata justru orang yang ramah dan menarik, sehingga orang enggak mengira ia punya obsesi enggak sehat dengan mantannya.
Jadi kalau kita sudah merasa bahwa kita diam-diam doyan stalking mantan, sebaiknya segera berhenti dan cari kegiatan lain yang lebih bermanfaat, ya!
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR