CewekBanget.ID - Tak bisa dimungkiri mencium aroma wangi bisa menimbulkan perasaan tenang, nyaman, serta meredakan stres.
Minyak esensial atau essential oil dianggap mampu memberikan solusi akan kebutuhan aroma yang bukan hanya menyenangkan melainkan juga memberikan manfaat bagi tubuh.
Namun, meski penggunaan essential oil merupakan warisan leluhur, sebaiknya kita memperlakukan essential oil sebagai langkah pencegahan penyakit alih-alih untuk mengobati penyakit.
Jadi, sebelum ke dokter, ada baiknya kita mengontrol stres, melakukan teknik pernapasan, relaksasi, dan menghirup essential oil.
Meski begitu, kita perlu mencermati beberapa hal sebelum menggunakan essential oil, nih.
Essential oil murni atau memiliki tingkatan therapeutic grade terbuat dari bahan alami.
Tapi untuk jenis essential oil yang satu ini, kita enggak disarankan untuk menggunakannya secara topikal atau secara langsung di kulit.
Ada dua cara yang disarankan, yakni diteteskan pada diffuser dan dilarutkan dalam minyak pembawa atau carrier oil.
Biasanya pada diffuser, terdapat ketentuan volume air dan waktu alat akan bekerja.
Perbandingan antara volume air dan essential oil akan bergantung pada saran penggunaan produk atau selera Anda.
Semakin sedikit air maka akan semakin tajam aroma yang ditimbulkan.
Sedangkan untuk keperluan dioles langsung, kita perlu mencampurkannya dengan minyak lain seperti minyak zaitun, minyak kelapa (VCO) atau minyak lain yang cocok untuk kulit.
Sampai saat ini, belum ada jurnal yang mengatakan essential oil menimbulkan alergi, tapi sensitivitas tiap orang beda-beda tergantung pemakaiannya seperti apa.
Jadi sebaiknya kita mengetes dulu reaksi alergi dari essential oil pada lengan bagian dalam.
Cukup sedikit saja dan biarkan untuk melihat reaksinya.
Jika enggak menimbulkan reaksi alergi, maka campuran ini aman kita gunakan.
Namun jika timbul reaksi alergi, maka tambahkan volume carrier oil.
Baca Juga: Rahasia Tidur Lebih Nyenyak yang BIsa Kita Terapkan (Part 2)
Ini mungkin berguna jika kita mengetahui ibu hamil yang hendak menggunakan essential oil.
Meski enggak semua, pada beberapa kasus penggunaan lemongrass essential oil atau minyak serai bisa mempengaruhi ibu hamil.
Essential oil bisa memberikan dampak terlebih pada ibu hamil yang sensitif terhadap bau.
Oleh karena itu ibu hamil sebaiknya cermat memilih essential oil.
Jika memang merasa aromanya terlalu tajam, mungkin volume carrier oil atau air pada diffuser ditambah.
Pernahkah kita bertanya-tanya mengenai keamanan penggunaan essential oil pada adik bayi atau keponakan kita, misalnya?
Nah, rupanya penggunaan essential oil (dengan diffuser) pada bayi sebaiknya di usia paling tidak 3 bulan.
Namun dalam riset lain ada pula yang menyarankan usia 6 bulan.
Penggunaan essential oil secara topikal sebaiknya memperhatikan sensitivitas kulit.
Apalagi bayi memiliki kulit jauh lebih sensitif daripada kulit orang dewasa.
Untuk berjaga-jaga, lebih baik 1 tetes dilarutkan dengan 10 mililiter carrier oil.
Tes dulu reaksi alergi dan sensitivitas selama sehari, kalau enggak apa-apa berarti minyak esensial tersebut bisa dipakai keesokan harinya untuk pijat bayi.
Baca Juga: 5 Manfaat Lilin Aromaterapi, Relaksasi hingga Meredakan Nyeri Otot!
Saat reaksi alergi timbul, sebaiknya bersihkan permukaan kulit dengan air dan sabun, lalu kita bisa mencoba menggunakan essential oil lagi keesokan harinya.
Namun jika masih ada reaksi alergi termasuk kulit kemerahan, gatal atau, seperti ada sensasi panas, maka sebaiknya konsultasikan ke dokter.
Selama menunggu konsultasi dengan dokter, gunakan pelembap untuk melindungi kulit tetap terhidrasi dan terhindar dari infeksi.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR