CewekBanget.ID - Jatuh cinta memang hal yang menyenangkan, membuat jantung berdebar dan hati jadi senang.
Tapi apa jadinya jika kamu jatuh cinta sama sahabat sendiri.
Faktanya, jatuh cinta sama sahabat sendiri bisa membuat segalanya menjadi rumit.
Pasalnya, kita tahu apa saja yang disukai sahabat kita dan bagaimana tipe kesukaan sahabat.
Mungkin saja, hal itu bisa menyenangkan karena kita enggak perlu repot lagi mencari tahu segala hal tentang si dia dari awal.
Tapi kita juga mungkin akan merasa aneh karena geli menyukai sahabat sendiri.
Jangan salah, ternyata banyak yang tidak menyadari bahwa kita sebenarnya menyukai sahabat sendiri, lho.
Ini tanda-tanda ternyata kita sayang sama sahabat lebih dari teman.
Baca Juga: Jangan Jadi Toxic! Lakukan Ini Kalau Kita Merasa Iri Pada Sahabat
Selalu Mendahuluan Doi
Pasti selalu aja ada kejadian dimana kita punya beberapa janji di satu waktu.
Di saat-saat seperti inilah, awal dari semua tanda kita mencintai sahabat kita.
Jika kita menjadikan sahabat jadi prioritas utama, dan kita rela meninggalkan yang lain untuk si dia, maka kita harus mempertanyakan hati sendiri ya, girls.
Apalagi jika ternyata si dia ngajak kita ketemu secara mendadak dan kita rela meninggalkan yang lain untuk bertemu dia.
Baca Juga: Masih Pandemi, Lakukan 5 Kegiatan Ngabuburit Online Seru Ini Bareng Sahabat!
Terlalu Peduli Kebahagiaan Doi
Pada dasarnya orang sangat mempedulikan kebahagiaan orang yang mereka sayangi.
Bahkan beberapa orang enggak keberatan untuk mengorbankan kenyamanan dan kebahagiannya sendiri untuk menyenangkan orang yang disayang.
Nah, ini juga berlaku untuk kita yang mungkin sangat peduli dengan kebahagiaan sahabat yang kita taksir dan memastikan kebutuhan mereka terpenuhi.
Berarti kita menyadari bahwa sedikit demi sedikit kita tertarik padanya.
Cemburu Saat Doi Membicarakan Orang Lain
Jika ternyata kita bukan satu-satunya sahabatnya dan kita cemburu, ini jadi tanda sih.
Saat doi menceritakan sesuatu tentang sahabatnya yang lain dan kita merasa kesal, maka sudah dipastikan kita beneran naksir.
Hal ini karena kita enggak bisa membayangkan sahabat kita berbagi cerita dan bahagia dengan orang lain.
Kita akan merasa enggak senang dan kesal melihat dia bercerita tentang kedekatannya dengan orang lain.
Perasaan ini muncul, bisa jadi karena kita enggak mau dan takut kehilangan dia.
Enggak Butuh Alasan Untuk Ketemu Doi
Namanya juga sahabat, kita pasti sering banget ketemu sama dia.
Di setiap pertemuan pasti ada saja hal yang ingin dilakukan berdua.
Namun, jika kita sudah berada dalam posisi di mana enggak lagi membutuhkan alasan untuk bertemu, maka bisa jadi ini salah satu tanda kita jatuh cinta sama doi.
Hal ini karena kita senang menghabiskan waktu berdua dengan sahabat kita dan ada aja ide yang bisa dilakukan untuk lebih lama lagi bersama-sama.
Baca Juga: #PowerUpRamadhan, Jangan Ghibah Saat Puasa Apalagi Rumpi Se-Geng!
Hanya Berbagi Cerita Bahagia dan Sedih ke Satu Orang Ini
Jika kita sudah mulai punya orang terfavorit dari kumpulan sahabat, ini harus dipertanyakan, ya.
Ini bisa jadi karena kita merasa dia adalah orang pertama yang pantas untuk mengetahui apa yang kita alami.
Jadi, sahabat kita ini sudah seperti bahu tempat kita pengin menangis dan orang yang pengin kita berikan kebahagiaan lewat kebahagiaan.
Enggak Bisa Berhenti Memikirkan Dia
Salah satu tanda lain kita mencintai sahabat adalah enggak bisa berhenti untuk memikirkan dia.
Enggak menutup kemungkinan, setiap momen penting dalam hidup, kita selalu memikirkan dia.
Kita sesekali akan memikirkan dia dan tersenyum sendiri membayangkan dan mengingat momen saat bersamanya.
Merasa kehadiran Doi Menenangkan
Bagi orang yang sedang jatuh cinta, kehadiran seseorang yang dia suka adalah hal yang menenangkan sekaligus menyenangkan.
Bisa jadi saking menyenangkannya, melihat dia saja kita bisa melupakan rasa sakit dan membuat kita merasa lebih baik.
Saat tertekan atau terganggu, kita mungkin akan merasa lebih baik setelah melihat sahabat kita.
Hal ini sudah dipastikan kita jatuh cinta pada sahabat sendiri.
So, good luck girls!
(*)
Source | : | Boldsky |
Penulis | : | Monika Perangin |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR