CewekBanget.ID - Masih ingat dengan kasus pelecehan dan kekerasan seksual terhadap belasan santri yang terjadi di pondok pesantren daerah Jawa Barat?
Pelaku bernama Herry Wirawan yang juga merupakan pengurus pesantren telah diamankan dan ditahan pihak kepolisian.
Sempat beredar kabar Herry dikenai pasal berat dengan ancaman hukuman mati, kini malah timbul kontra dari Komnas Hak Asasi Manusia.
Komnas HAM menolak
Pihak Komnas HAM blak-blakan menolak hukuman yang diberikan kepada Herry Wirawan itu.
Dilansir dari Tribunnews, penolakan itu terjadi setelah Jaksa Penuntut Umum (JPU) Asep N. Mulyana membacakan tuntutan terhadap terdakwa Herry Wirawan dalam sidang tertutup di Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat.
Bukan hanya hukuman mati, Asep juga menuntut pelaku dikenai hukuman kebiri kimia.
Tapi Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Beka Ulung Hapsara menolak hukuman mati terhadap pelaku kejahatan seksual.
Tentu ada alasan yang dipunyai Beka Ulung atas penolakannya ini, girls.
Baca Juga: 8 Fakta Miris Kasus Pelecehan Seksual Puluhan Santriwati di Bandung!
Alasan penolakan hukuman
Beka Ulung menilai, hukuman berat yang dijatuhkan enggak harus sampai hukuman mati.
"Saya sepakat hukuman yang berat harus diberikan kepada siapapun pelaku kejahatan seksual apalagi korbannya banyak dan anak-anak, saya sepakat.
Tapi bukan hukuman mati," ucapnya dilansir dari KompasTV.
Tapi penolakan itu rupanya bukan hanya untuk kasus Herry.
Bagi Beka, hukuman mati enggak seharusnya diberikan pada semua tindakan kejahatan termasuk kekerasan seksual.
"Pada prinsipnya Komnas HAM menentang hukuman mati untuk semua tindakan kejahatan atau semua tindakan pidana termasuk juga pidana kekerasan seksual, seperti yang dilakukan oleh Herry Wirawan," ujarnya.
Hukuman mati menurut sudut pandang perwakilan Komnas HAM, dinilai menyimpang prinsip dan hak.
Terutama adalah hak manusia untuk hidup.
Baca Juga: Rekomendasi Film Indonesia Tema Perjuangan Lawan Kekerasan Seksual
"Hak hidup adalah hak yang tidak bisa dikurangi dalam situasi apapun.
Honor eligible right itu sudah ada di konstitusi kita dan juga ada di berbagai instrumen hak asasi manusia yang sudah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia," tegasnya.
Respon netizen
Menanggapi keberatan Komnas HAM pada hukuman yang diberikan untuk Herry, netizen berada di kubu berbeda.
Netizen sendiri kepalang kesal dengan tindakan Herry pada para santriwatinya. Banyak netizen menentang keputusan Komnas HAM yang enggan kabulkan hukuman mati pada Herry.
Dinilai tak punya moral, dan enggak berperi kemanusiaan, karena sudah merenggut bukan cuma kesucian tapi juga masa depan santriwatinya.
"Komnas HAM mikirin HAM-nya para korban enggak ya?" tulis akun @e*******o di komentar salah satu unggahan berita Herry di Instagram.
Ada juga yang merasa Herry justru enggak lagi pantas mendapat hak-hak kemanusiaanya.
"Hak Asasi Manusia kan hanya berlaku buat manusia," kata @s***********d.
Baca Juga: Netizen Marah, Kru Penyalin Cahaya Jadi Pelaku Pelecehan Seksual
"Penerapan hukuman sangat kejam dan tidak manusiawi, masalahnya apa yang dilakukan pelaku itu manusiawi kah?" kata @a******a mempertanyakan.
Untuk diingatkan kembali, Herry telah memerkosa 13 santriwati, dengan alasan berdasarkan perasaan cinta.
Dijanjikan akan bertanggungjawab pada masa depan santriwati itu, nyatanya beberapa korban sampai hamil dan melahirkan anak tanpa sepengetahuan orang tua mereka.
Walau bagaimana pun, semoga bisa diberi hukuman yang setimpal dengan perbuatannya ya, girls.
(*)
Penulis | : | Tiara Harum Pramesti |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR