CewekBanget.ID - Gangguan kepribadian narsistik bukan hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga orang lain di sekitar.
Kita mungkin enggak sadar, tapi nyatanya enggak jarang kepribadian narsistik seseorang membuatnya melakukan kekerasan terhadap orang lain, yang berarti kita mungkin pernah menjadi korban.
Hal-hal berikut ini bisa jadi tanda bahwa kita pernah atau sedang menjadi korban kekerasan narsistik.
Disosiasi dari Lingkungan
Kalau kita merasa enggak punya hubungan erat dengan lingkungan, orang-orang, hingga kejadian di sekitar kita, bisa jadi ini karena kita pernah menjadi korban kekerasan narsistik.
Disosiasi ini bisa terjadi secara emosional maupun fisik.
Disosiasi memang kerap berkaitan dengan trauma dan membuat kita mati rasa saat menghadapi situasi yang mestinya mengerikan atau begitu buruk.
Ini menjadi cara kita menjalani hidup karena hal tersebut membuat kita kabur dari realitas saat ini.
Selain itu, kita juga mungkin memiliki inner part yang terlepas dari pribadi kita saat berada bersama pelaku kekerasan atau orang yang kita sayangi.
Baca Juga: Ini yang Dilakukan Orang Narsis Saat Putus Pacaran. Malas Banget!
Terlalu Berhati-Hati
Gejala umum lainnya dari trauma adalah kecenderungan kita sebagai korban untuk bersikap terlalu hati-hati dalam berbagai hal.
Kita merasa lingkungan kita memiliki potensi ancaman dan membuat kita merasa terus diawasi atas sikap dan perilaku kita.
Pada akhirnya, kita menjadi people pleaser bahkan kepada orang yang bukan merupakan pelaku kekerasan narsistik tersebut, sulit mengambil keputusan spontan, dan menjadi sosok yang pasif.
Masalah Kepercayaan
Akibat mendapatkan tindak kekerasan narsistik, kita jadi merasa setiap orang sebagai ancaman.
Atau seenggaknya, kita merasa semua orang enggak menyukai kita.
Kita pun sering dilanda cemas saat memikirkan maksud dan tujuan seseorang yang berinteraksi dengan kita.
Baca Juga: Bekerja Sebagai Artis, Enzy Storia Enggak Suka Tipe Cowok Narsis!
Ini terutama karena kita pernah mengalami tindakan jahat dari orang yang awalnya kita percaya.
Selain itu, pelaku yang narsis kerap melakukan gaslighting kepada korbannya, sehingga kita dibuat percaya bahwa segala pengalaman kita enggak valid.
Ini pun membuat kita sulit mempercayai orang lain, bahkan diri sendiri.
Takut Meraih Kesuksesan
Biasanya, orang narsis memiliki kecemburuan terhadap orang lain dan berusaha mencegah orang tersebut untuk lebih sukses dari dirinya.
Kalau kita pernah mengalami kekerasan narsistik, kita mungkin jadi mengasosiasikan segala hobi, kesenangan, dan impian kita dengan hal-hal yang kejam dan bersifat menghukum.
Ini membuat kita takut menghadapi kesuksesan dan menjadikan kita depresi, cemas, kurang percaya diri, hingga bersembunyi dari perhatian orang lain.
Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Kalau kita terbiasa membandingkan diri sendiri dengan orang lain hingga merasa kita pantas mendapatkan hukuman atas hal yang kita lakukan, bisa jadi kita memang pernah menjadi korban kekerasan narsistik.
Kita juga barangkali selalu merasa enggak cukup dan harus berkompetisi dengan orang lain demi memenuhi kepuasan pelaku narsis.
Selain itu, kita juga menyadari pelaku narsis memperlakukan orang lain jauh lebih baik ketimbang saat mereka memperlakukan kita.
Ini akhirnya membuat kita merasa kalau kita memang salah dan pantas mendapatkan perlakuan buruk darinya.
Kalau kita merasa menjadi korban narsistik dan butuh bantuan, sebaiknya berkonsultasilah dengan ahlinya, ya.
Baca Juga: Orang Narsis dan Percaya Diri Beda Lho, Yuk Kenali Ciri Narsistik!
(*)
Source | : | Thought Catalog |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR