CewekBanget.ID - Girls, masih dilanda kegalauan setelah dinyatakan enggak lulus SBMPTN?
Enggak perlu galau berlarut girls, pastinya ada jalan lain yang bisa menjadi pilihan terbaik untuk pendidikan kita.
Belum bisa lolos di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) impian bukan akhir segalanya, kita bisa coba lagi tahun depan atau ambil jalan lain seperti masuk ke Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
Untuk memilih salah satu dari dua keputusan besar tersebut tentunya enggak mudah.
Melalui webinar #FutureEverywhere: Gagal SBMPTN, Langsung PTS atau Ambil Gap Year? yang diadakan CewekBanget.ID dan HAI, kita bsia tahu jawabannya.
#FutureEverywhere setelah gagal SBMPTN mau ngapain?
Dilema yang sedang dirasakan banyak pelajar di Indonesia nih.
Tentunya ada rasa kecewa yang besar ketika kita dinyatakan enggak bisa masuk ke PTN impian.
Baca Juga: Tetap Semangat, Daftar PTS Terbaik Ini kalau Enggak Lolos SBMPTN 2022!
Tema webinar yang dilangsungkan pada Jumat, 1 Juli 2022 ini memberi pencerahan untuk para peserta didik yang kebetulan sedang bingung mau ambil langkah apa setelah gagal SBMPTN.
Perlu diketahui girls, menempuh pendidikan bukan hanya mengedepankan status perguruan tinggi itu negeri atau swasta.
Lebih baiknya, kita perlu tahu apa yang diri sendiri butuhkan terutama demi cita-cita yang pengin dicapai.
Mau jadi apa nantinya, akan bekerja di mana atau seperti apa gambaran kita di masa depan justru lebih penting dibanding kredibilitas kampus.
Seperti disampaikan oleh narasumber Dya Loretta, SE., M.IKom.,PhD(c).,CSP.,CPM.,CNPHRP.,CRA, pentingnya mengetahui mau jadi apa kita nantinya.
"Memilih pendidikan sebenarya utamanya bukan hanya negeri dan swasta, tapi kamu mau jadi apa itu yang penting. Mau menyajikan karakter dirimu nantinya dengan gaya sperti apa," ujarnya.
"Jadi poinnya kalau aku pribadi saranin, mindset ahrus diubah dulu.
Kadang kita memaksakan mau masuk sekolah negeri tapi jurusan itu bukan yg kita dambakan, kita mau jadi apa coba di-eksplor lalu baru tentukan (jurusan dan kampusnya).
Bisa atau enggak keterima di negeri, kalau enggak diterima cari yg sesuai passion tapi di di swasta," jelas Dya Loretta.
Baca Juga: Begini Cara Melihat Pengumuman UTBK-SBMPTN 2022 yang Dilaksanakan Tepat Hari ini!
Universitas swasta juga berkualitas
Bagi Dya Loretta, setelah menemukan apa yang kita cita-citakan dan passion yang bisa dikembangkan, langkah selanjutnya baru menentukan kampusnya.
Apabila memang kualitas jurusan yang kita mau justru lebih bagus di kampus swasta, tentu saja itu bukan menjadi masalah karena kita sudah tahu akan menjalani jurusan yang diimpikan.
Dya juga menambahkan jika kualitas kampus swasta enggak bisa dipandang sebelah mata.
Saat ini Indonesia punya PTS yang kualitasnya baik, dan juga kita sebagai calon mahasiswa harus aktif mencari tahu.
"Cukup pahami diri kalian mau bagaimana dan jadi apa, nanti perguruan tingginya dicari.
Cek dulu universitas yang dimau, bagus apa enggak, bisa dicek lewat ranking dan akreditasi universitas. Kita juga bisa minta list apa aja yang diajari di kampus nantinya," papar Dya.
Jangan memaksakan diri
Baca Juga: Gagal SBMPTN Bukan Akhir, Gini Cara Hibur Bestie yang Enggak Lolos!
Pengalaman masuk PTS dibagikan oleh Viola Hasanah, mahasiswi yang tadinya gagal SBMPTN dan gagal masuk PTN.
Viola bertutur jika dirinya mendaftar PTN hanya karena nama kampusnya dan bukan karena jurusan yang dia dambakan.
Setelah dinyatakan gagal diterima, Viola menyadari jika dia hanya perlu mengikuti passionnya dan mengejar kampus yang sesuai dengan jurusan impiannya itu.
"Jangan asal milih jurusan demi nama kampus. Aku sempat sedih karena gagal tapi aku jadi sadar kalau harus kembali ke pilihan jurusan yang aku mau banget yaitu Ilmu Komunikasi.
Aku mutusin masuk PTS yaitu di LSPR, dan aku tahu kampus ini bagus juga jurusannya berkualitas walaupun bukan PTN," ucap Viola.
Sementara pengalaman lain dibagikan Sharfina Hafilah, mahasiswi Psikologi Universitas Indonesia yang sempat gap year demi bisa mengejar jurusan impian.
Gap year bagi banyak orang masih dipandang membuang waktu, tapi enggak bagi Sharfina.
Sharfina memakai waktu satu tahun gap year untuk memastikan dia bisa berusaha lebih baik di ujian SBMPTN dan ujian mandiri selanjutnya, untuk bisa masuk jurusan yang diinginkan.
"Aku sempat daftar salah satu PTS terbaik di Jakarta, aku ikut test tapi aku ngerasa diri aku eggak benar-benar ada di jurusan itu.
Baca Juga: Gagal Lolos SBMPTN, Bimbang Pilih Masuk PTS atau Mending Gap Year?
AKhirnya sat itu keyakinan cukup besar dan ngomong ke keluarga, aku coba yakinin kalau tahun ini bakal gap year dan sungguh-sungguh belajar demi bisa masuk jurusan impian," curhatnya.
Sharfina meyakini jika PTS dan PTN memang sama bagusnya, namun bagi dia jika kita masih punya daya dan keyakinan penuh untuk mengusahakan impian, maka harus dicoba sampai akhir.
Cara menghadapi kecewa
Gagal SBMPTN enggak jarang membuat pelajar alami stress berkepanjangan dan memengaruhi ritme kehidupan lainnya.
Hal itu diakui Octavia Putri, M.Psi.,Psi yang merupakan psikolog anak dan remaja, hal yang wajar dilalui.
Kita hanya perlu berusaha untuk memahami dan mengatasi rasa stress itu sendiri.
"Setelah kita gagal akui perasaan (sedih) kita, kecewa, marah, atau mau nangis. Ambil waktunya, tapi bukan berarti berlarut di kesedihannya.
Kalau gagal evaluasinya apa sih, kita belajar perbaiki kesalahan supaya enggak terulang.
Kalau gagal ya udah, coba lagi. Evaluasi diri sendiri, kalau perlu bisa minta bantuan profesional," tuturnya.
Baca Juga: Bukan Akhir Segalanya, Tips Menyikapi Kegagalan Lolos SBMPTN. Harus Gimana?
Octavia juga mengingatkan para pelajar dan remaja harus kenali limit diri sendiri.
Jangan terlalu santai atau terlalu memaksakan diri belajar terlalu keras dan enggak menikmati kehidupan remaja pada umumnya.
Jadi, gagal SBMPTN bukan akhir dari perjuangan ya, girls. Kini kita bisa renungkan cita-cita dan passion apa yang paling kita mau dan coba cari kampus yang sesuai dengan passion kita tanpa mengharuskan masuk ke PTN! (*)
Resep Doenjang Jjigae Buatan Baek Hyun Woo di Drama Queen of Tears
Penulis | : | Tiara Harum Pramesti |
Editor | : | Tiara Harum Pramesti |
KOMENTAR