Takut Meraih Kesuksesan
Pelaku kekerasan narsistik biasanya memiliki sifat narsis dan cemburuan terhadap orang lain, bahkan pasangannya sendiri, sehingga ia akan mencegah orang lain lebih sukses dari dirinya.
Kalau kita tiba-tiba jadi enggan dan takut meraih pencapaian sejak menjalani hubungan, mungkin selama ini hubungan tersebut dan sosok yang ada di dalamnya adalah penyebabnya.
Kita juga mungkin jadi mengasosiasikan segala hobi, kesenangan, dan impian kita dengan hal-hal yang kejam dan bersifat menghukum.
Ini membuat kita takut menghadapi kesuksesan dan menjadikan kita depresi, cemas, kurang percaya diri, hingga bersembunyi dari perhatian orang lain.
Sering Membandingkan Diri
Bukan untuk meningkatkan kemampuan diri, kebiasaan membandingkan diri sendiri dengan orang lain malah bikin kita terpuruk dan merendahkan diri sendiri.
Kadang kebiasaan ini muncul gegara kita terjebak dalam hubungan toxic dengan perilaku kekerasan narsistik.
Kita juga barangkali selalu merasa enggak cukup dan harus berkompetisi dengan orang lain demi memenuhi kepuasan pelaku narsis.
Selain itu, kita menyadari pelaku narsis memperlakukan orang lain jauh lebih baik ketimbang saat mereka memperlakukan kita, sehingga kita merasa kalau kita memang salah dan pantas mendapatkan perlakuan buruk darinya.
Kalau kita merasa menjadi korban narsistik dan butuh bantuan, sebaiknya berkonsultasilah dengan ahli.
Baca Juga: Waspada 4 Tanda Kita Pacaran dengan Cowok Toxic dan Antisosial!
(*)
Source | : | Thought Catalog |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Marcella Oktania |
KOMENTAR