Jadi Harlow meneliti bayi monyet rhesus yang dibesarkan oleh dua ibu pengganti.
Di mana satu 'ibu' terbuat dari kain terry namun enggak menyediakan makanan, dan satunya lagi terbuat dari kawat kayu namun menyediakan makanan.
Hasilnya adalah bayi monyet lebih banyak menghabiskan waktu bersama 'ibu' yang terbuah dari kain terry karena menirukan sentuhan nyaman dari ibu monyet yang aslinya.
Meskipun 'ibu' yang dari kawat dan kayu punya makanan, faktanya bayi monyet lebih nyaman bersama dengan hal yang punya sentuhan dan bikin rasa nyaman.
Nah, penelitian ini enggak hanya terbatas pada monyet aja, tapi manusia pun juga menunjukkan hal yang sama di mana akan mendambakan sentuhan fisik dari manusia lainnya.
Sentuhan fisik dibutuhkan oleh siapapun
Enggak hanya bayi aja seperti yang ada di penelitian tadi, tapi manusia usia berapapun baik itu remaja, dewasa, hingga lansia tetap membutuhkan sentuhan fisik untuk bertahan hidup.
Melansir laman businessinsider.com, Dacher Kaltner, profesor psikologi di University of California, Barkeley, mengatakan bahwa sebagai orang dewasa, sentuhan orang lain dapat mengurangi stres dan meningkatkan perasaan bahagia serta kasih sayang.
Jadi ketika kita enggak mendapatkan sentuhan fisik dalam waktu yang lama, maka kita sebagai manusia bisa merasa gelisah, stres, dan juga lelah.
Bahkan sistem imun kita juga bisa melemah lho, girls!
Jadi sudah jelas ya kalau sentuhan fisik itu bisa memberikan efek positif secara fisik dan juga psikis manusia.
Baca Juga: Love Language Pacar Physical Touch atau Sentuhan Fisik, Lakukan Ini!
Source | : | businessinsider.com,wexnermedical.osu.edu |
Penulis | : | Indah Permata Sari |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR