Sosial media enggak hanya membuat kita eksis, mudah berhubungan dengan dunia luar, dan enggak perlu takut ketinggalan informasi baru. Ternyata, ada sisi lain dari sosial media yang berhubungan dengan sisi kemanusiaan.
Girls, masih ingat kasus anak hilang di Monas 30 Oktober 2013 lalu? Ketika hilang saat bermain di Monas, ayah Alma meminta bantuan untuk mencari anaknya ini melalui Facebook. Berita lalu menyebar melalui Twitter dan BBM. Akhirnya, si kecil Alma pun bisa bertemu kembali dnegan orangtuanya.
Bukan hanya sekali ini saja, girls. Sifatnya yang interaktif dan penyebarannya yang sangat cepat membuat pesan yang disampaikan melalui media sosial bisa diketahui orang banyak. Hanya dengan sekali retweet, share status, forward BBM atau Whatsapp, dan media sosial lain, maka berita penting ini bisa meneybar dengan cepat.
Media sosial Untuk Aksi Kemanusiaan
Jumlah pengguna media sosial di Indonesia mencapai puluhan juta. Akibatnya, media sosial sering menjadi sarana utama ketika menyebarkan informasi karena kecepatan yang dimilikinya.
Kalau diperhatikan, Alma bukan satu-satunya anak hilang yang berhasil ditemukan karena beritanya yang menyebar dnegan cepat. Banyak pihak yang juga memanfaatkan media ini untuk menyebarkan informasi, mulai dari informasi sederhana seperti laporan lalu lintas sampai ke informasi besar seperti kehilangan anak atau hewan pelihataan.
Media sosial juga bisa menjembatani kita saat ingin melakukan aksi sosial. Contoh paling besar @Blodd4lifeId yang memfasilitasi antara pendonor dan mereka yang membutuhkan donor darah. Sudah tidak terhitung berapa banyak pasien yang sembuh karena berhasil menemukan donor yang tepat melalui akun Twitter ini.
Tapi, kita harus berhati-hati, girls. Jika enggak digunakan dengan baik, media sosial bisa saja merugikan. Sebelum memutuskan untuk menolong seseorang, pastikan kebenaran berita tersebut. Enggak mau, kan, yang niat awalnya membantu malah berbalik jadi merugikan?
Ditemukan Karena Sosial Media
Sampai sekarang, sudah banyak yang merasakan sisi lain sosial media ini. Enggak hanya di Indonesia, di luar negeri pun banyak yang melakukan hal serupa. Emma Bunton, mantan personil Spice Girls, juga memanfaatkan Twitter dan meminta bantuan followernya untuk mencari anak anjingnya yang hilang saat jalan-jalan. Karena berita yang cepat meneybar, Emma pun bisa bertemu kembali dengan anjing Labrador kesayangannya ini.
Di Dublin, Irlandia juga pernah terjadi hal yang sama. Seekor anjing yang tertinggal di stasiun akhirnya bisa bertemu kembali dengan pemiliknya setelah petugas kereta yang menemukannya memposting foto dan info tentang anjing tersebut.
Di Amerika Serikat, tepatnya di Massachusets, seorang warga bernama Tony Loftis sengaja mendirikan organisasi Find Your Missing Child yang mengandalkan media sosial, terutama Facebook dan Twitter dalam pencariannya. Sebelumnya, Tony pernah kehilangan anaknya. Tony menyebarkan berita dan meminta bantuan lewat Twitter, Facebook, Email, dan LinkedIn sehingga anaknya bisa bertemu kembali.
Mungkin, saat sedang asyik scrolling timeline kita akan menemukan berita kehilangan. Enggak ada salahnya meluangkan waktu untuk membantu, dan cara paling simpel adalah menyebarkan informasi ini. Siapa tahu satu kali retweet yang kita lakukan akan berdampak besar bagi anak yang hilang ini?
(iif. foto:thebakebencher.co.uk)
KOMENTAR