Sehingga kita pun merasa penasaran.
Kita hanya tahu dia dari apa yang dia tunjukkan, baik di hadapan kita atau orang lain.
Perasaan kita padanya juga turut dipenuhi oleh persepsi orang lain terhadap dirinya.
Misalnya, seorang ketua OSIS yang kalem, pintar, dan ganteng. Kita hanya tahu dia ganteng karena sering bertemu.
Kita tahu dia pintar karena teman-teman dan guru-guru membicarakan hal tersebut.
Kita tahu dia kalem karena melihat cara dia memimpin OSIS.
(Baca juga: 2 Alasan Kenapa Gebetan Enggak Pernah Ngajak Kita Jalan)
Belum tentu cocok
Lalu, apa benar dia seperti itu?
Kita enggak sepenuhnya tahu karena belum mengenalnya dengan baik.
Dan, apa benar tipe yang seperti itu yang cocok untuk kita? Belum tentu.
Selama ini kita terbawa ilusi bahwa cowok seperti itulah yang cocok dengan kita karena sejak awal kita memang menyukai sosok ketua OSIS ini.
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR