Aku enggak minder sih. Memang sih sempat mikir ini bidang cowok, tapi harusnya sebagai cewek aku juga bisa. Palingan aku sempat ragu ketika mulai kerja dan tahu harus megang pesawat gede.
Awalnya jadi beban, tapi lama-lama terbiasa karena ini proses pembelajaran. Dapat banyak pengalaman dan banyak diskusi jadinya yakin sama pekerjaanku.
Selama bekerja aku enggak pernah di-underestimate, karena di sini cewek dan cowok dipandang sama aja. Pekerjaan kita sama.
Ke depannya, aku yakin bakalan banyak cewek yang akan jadi teknisi pesawat. Dulu aku cuma sendirti, dan sekarang makin banyak cewek. Mungkin dulu karena masih sedikit yang tahu soal jurusan kuliah ini. Apalagi sekarang industri penerbangan juga makin maju, jadi pasti bakalan banyak cewek yang jadi teknisi pesawat," umbar Falend.
Kalau Pengin Jadi Teknisi Pesawat
Tertarik pengin jadi teknisi pesawat seperti Falend? Menurut Falend, ini hal yang harus kita persiapkan.
Jangan Menutup Diri
“Jangan menganggap karena kita cewek jadi enggak bsia eksplorasi banyak hal. Justru kita harus berpikir kita bisa melakukan apapun. Cewek juga bisa melakukan hal-hal yang selama ini mungkin banyak dikuasai cowok.”
Siapin Mental
“Soalnya kita harus bsia bekerja di bawah tekanan karena kita diburu-buru waktu. Kita cuma punya waktu maksimal satu jam untuk mengecek pesawat.
Kita harus tetap tenang. Kerja buru-buru juga enggak baik, takutnya ada yang kelewat. Kerja lambat juga enggak bisa. Jadi, harus pintar dalam hal manajemen waktu.”
Harus Siap Kerja di Lapangan
“Harus siap bertemu banyak tipe orang juga dan enggak semua hal harus dimasukin ke hati. Gimana caranya kita membawa diri sehingga bisa nyambung sama semua orang. Harus bisa mengambil sikap dalam menghadapi orang."
Berani Mencoba Hal Baru
“Kalau misalkan kita salah, jangan enggak mau nyoba lagi. Namanya juga orang belajar, pasti ada salah. Kalau salah sekali, belajar di situ, diingat-ingat. Jangan jadi beban dan bikin enggak mau nyoba lagi.”
Tertarik jadi teknisi pesawat, girls?
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR