Awalnya, merayakan hari raya tanpa keluarga itu enggak mudah dan menantang, tapi karena keadaan yang enggak memungkinkan jadi bikin cewek ini terbiasa.
“Rasanya menantang banget saat lebaran enggak bareng sama keluarga. Semua orang pasti penginnya merayakan bareng keluarga. Tapi sekarang sih sudah biasa,” tambahnya.
Tika merayakan lebaran sendirian bukan karena enggak mau pulang dan bertemu keluarga.
Kedua orangtuanya sudah berpisah sejak lama, sehingga Tika terkadang memilih lebaran sendiri dengan sahabat atau kakaknya yang berada di Yogyakarta.
“Ya karena ada masalah keluarga, saat lebaran terkadang aku harus memilih lebaran bareng ayah di Lampung atau ibu di Temanggung.
Kadang jadinya milih lebaran di Yogyakarta aja. Toh, juga ada kakak yang tinggal di sini atau main sama teman-teman yang enggak lebaran,” ungkapnya.
Kangen Sama Tradisi
Meskipun sudah terbiasa enggak berkumpul dengan keluarga, Tika masih merasa kangen pengin merasakan lebaran seperti yang dirasakan orang-orang pada umumnya.
Ada banyak hal dan tradisi saat lebaran yang pastinya bikin kangen luar biasa.
“Kangen banget! Keluarga aku suka bikin kue, yang paling bikin kangen itu setiap beberapa minggu sebelum lebaran kita bikin kue bareng,” kenang Tika.
Beragam kue dibuat hanya kebersamaan.
“Ada macam-macam kue seperti, kue putri salju, nastar dan banyak. Kita juga saling berbagi tugas, ayah yang masukin kue ke cetakan, Ibu yang ngaduk adonan, nanti aku yang panggang kuenya atau mengerjakan hal lain,” tambahnya.
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR