Media sosial memang membuat sebuah informasi jadi menyebar dengan cepat, termasuk berita hoax. Namun, sejak dulu berita hoax juga sudah ada, dan bisa diterima orang banyak tanpa perantara media sosial.
“Orang-orang cenderung akan berkata seperti ini, ‘Ya, mengingat banyaknya media sosial yang kita gunakan sekarang, hal seperti ini bisa menyebar dengan cepat dan memberikan dampak yang jauh lebih besar ketimbang sebelumnya. Namun kenyataannya lebih dari itu. Kita tentu masih ingat ketika media massa di seluruh dunia memberitakan soal Iraq yang memiliki senjata pemusnah masal. Itu jauh sebelum ada Facebook dan Twitter,” jelas Adam Waytz, seorang peneliti dari Kellogg School, seperti dikutip dari Kellogg.northwestern.edu.
Masih Menurut Waytz, berita hoax bisa diterima berkaitan dengan kepercayaan yang kita miliki. Sebagai contoh, kita percaya kalau Taylor Swift itu ‘snake’ sehingga yang kita konsumsi adalah berita negatif soal Taylor Swift. Bisa saja yang kita percayai adalah berita hoax, tapi kita tidak memedulikannya karena berita hoax tersebut mendukung perasaan tidak suka kita kepada TayTay. “Seringkali, alasan yang dipakai untuk mendukung sesuatu membawa kita kepada pemahaman yang salah,” jelas Waytz.
Untuk lebih jelasnya, ada beberapa penyebab kenapa berita hoax ini bisa menyebar dengan cepat dan luas, serta diterima oleh banyak orang.
Jangan Jadi Korban Atau Pelaku
Setiap harinya, kemungkinan kita terpapar berita hoax sangat besar. Bisa dari media massa, media sosial, social chat seperti WhatsApp, atau bahkan secara langsung dari keluarga atau teman. Jika berita tersebut menyentuh atau sesuai dengan sesuatu yang kita perjuangkan, besar kemungkinan kita akan menyebarluaskannya.
Karena itu, kita harus lebih berhati-hati. Selain karena ada ancaman hukum, penting diingat kalau berita yang disebarkan bisa memengaruhi hidup orang lain. Bisa dibayangkan betapa besar kerugian yang ditimbulkan jika kita menyebarkan berita salah, disengaja ataupun tidak.
Pertama-tama, kita harus mengecek apakah berita yang diterima itu benar atau tidak. Memang, sih, akan memakan waktu, tapi hal ini bisa menghindarkan kita dari kerugian lebih besar. Ketika mengecek kebenaran suatu berita, kita bisa melakukan hal berikut:
Selain itu, jangan langsung terpancing emosi. Kita mungkin sedih atau marah ketika mendengar penculik anak berkeliaran dan ada dorongan untuk menyebarluaskannya. Penting diingat bahwa berita itu belum tentu benar dan perlu dicek lagi, sekalipun semua orang di sekitar kita percaya kalau berita itu benar.
Tidak menelan mentah-mentah sebuah informasi bisa menghindarkan kita dari berita hoax. Untuk tahu lebih banyak soal berita hoax, bisa cek di sini.
Sekarang, sudah saatnya untuk jadi lebih kritis nih, girls. Jangan sampai diri kita menanggung kerugian atau menyebarkan keresahan di hidup orang lain, hanya karena kita tidak meluangkan waktu untuk mengecek kebenaran sebuah berita.
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR