Kunjungan Dinas ke Luar Negeri
Kayaknya, setelah pilot, diplomat adalah profesi yang akan mengunjungi banyak negara deh. Nah, ada dua macam kunjungan luar negeri. Pertama, kunjungan dinas. Durasinya bervariasi, tergantung arahan penugasan. Ini bakal sering banget, sih. Lutfi saja, selama dua tahun ini sudah melakukan perjalanan dinas ke Singapura, Kyiv, Ukraina, Den Haag Belanda dan Tbilisi, Georgia.
"Jadi kita bisa mengeksplor budaya baru, kita bisa bertemu dengan diplomat-diplomat asing, yang paling penting kita bisa menyuarakan kepentingan hak Indonesia di luar negeri.
Sebagai contoh saya dulu waktu magang di KBRI Singapura di fungsi perlindungan, saya sangat menghayati bahwa peranan kita itu untuk melindungi warga negara. Saya sangat senang bisa melayani warga negara kita yang ada di Singapura," jelas Lutfi.
(Baca juga: pekerjaan bergaji besar untuk lulusan bioteknologi)
Penempatan di Luar Negeri
Kunjungan jenis kedua biasa disebut dengan penempatan. Selain perjalanan dinas ke dalam maupun luar negeri, setelah jadi diplomat selama empat atau lima tahun, kita akan ditempatkan di perwakilan RI luar negeri.
Lalu balik ke Indonesia untuk kemudian ditempatkan lagi di negara lain. Oh, tentu, kita enggak bisa memilih mau ke negara mana. Tergantung kebutuhan. Nah, di masa penempatan itu, kita bisa ngajak keluarga.
Untuk yang doyan traveling, jadi diplomat adalah surga! Kita bisa menjelajahi banyak negara tuh.
Harus Bisa Beradaptasi Dengan Budaya Baru
Kalau kita ditempatkan di negara Timur Tengah, maka kita perlu belajar bahasa Arab di sana, memelajari tata krama di sana, dan menyesuaikan diri dengan budaya sana secara umum.
"Selama proses pendidikan sekolah dinas luar negeri, seorang diplomat akan diajari bahasa asing lain selain bahasa Inggris, antara lain Spanyol, Perancis, Rusia, Mandarin dan Arab.
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR