Memasuki remaja, pengaruh lingkungan dan teman-teman itu sangat besar. Tidak jarang keputusan yang kita ambil dipengaruhi oleh pendapat teman-teman.
Untuk hal positif, tentu ini bukan masalah besar. Namun, bagaimana kalau teman-teman malah membujuk kita melakukan sesuatu yang negatif?
Seharusnya kita menolak, dan itu adalah hal paling tepat untuk dilakukan. Namun tidak jarang juga hal ini sulit untuk dilakukan. Seperti misalnya melakukan hubungan seks dengan pacar karena desakan teman-teman.
Salah satu teman kita yang bernama RM pernah mengalami hal ini. Dia pun menyesal karena berhubungan seks akibat pengaruh lingkungan dan pelajaran agar tidak melakukan hal yang sama.
(Baca juga: pengakuan cewek yang menyesal berhubungan seks atas bujukan disuruh untuk membuktikan cinta)
Berhubungan seks karena pengaruh lingkungan
“Di sekolah, aku punya tiga orang teman segeng. Kalau lagi hangout, kita suka ngobrolin banyak hal. Salah satunya, gaya pacaran.
Awalnya, temanku cerita kalau dia udah pernah berhubungan seks sama pacarnya. Aku kaget banget, soalnya aku belum pernah melakukannya. Tapi ternyata kedua temanku juga udah pernah melakukan hal serupa.
Suatu hari, temanku bertanya, ‘kamu belum pernah ngelakuin itu sama pacar kamu? Enggak gaul banget, sih. Memang pacarmu enggak pernah ngajak?’
Aku menjawab, ‘belum, tapi pacarku memang pernah beberapa kali ngajal.’ Mereka langsung meledek aku, sambil meyakinkanku agar enggak perlu takut mencoba melakukannya dengan pacar sendiri.
Karena penasaran dan terbawa lingkungan, aku dan pacarku pun berhubungan seks. Tapi, bukan kesenangan yang aku dapat. Aku justru sangat menyesal.
Sampai sekarang, aku masih sering bertanya-tanya sama diri sendiri kenapa aku bisa melakukan hal yang alasannya enggak masuk akal?”
(RM, 16 tahun, seperti diceritakan di majalah KaWanku edosi 139)
(Baca juga: dua ribu kasus kekerasan terjadi di Indonesia. Kok bisa?)
Pelajaran yang didapat
Pengaruh teman memang besar buat remaja seusia kita. Tapi bukan berarti kita harus mengikuti kebiasaan teman hanya agar bisa diterima oleh lingkungan.
Sebagai remaja, seharusnya kita lebih cerdas dalam memilih teman. Kita harus tahu mana teman yang baik, dan mana yang enggak. Bahkan, teman yang kita anggap sudah sangat dekat sekalipun, bisa saja membawa kita melakukan hal buruk.
Kalau ada teman yang membawa pengaruh buruk, jangan sampai kita jadi ikut-ikutan melakukan hal buruk itu. Dan, jangan ragu untuk memutuskan hubungan persahabatan karena terbukti dia bukan teman yang baik.
Cari teman baru yang memberikan pengaruh positif untuk kita. Teman yang baik tidak akan memaksa kita melakukan hal-hal yang enggak kita inginkan. Yakinkan dalam hati kalau kita bisa PD dan tetap ceria dengan menjadi diri sendiri.
Begitu juga halnya dengan pacar. Mungkin teman kita enggak memberikan pengaruh negatif, tapi lingkungan pacar yang memberikan pengaruh buruk sehingga dia terbawa.
Ajak pacar mengobrol kalau hal itu tidak baik. Jika dia tetap memaksa, well, he’s not worth your attention, girls.
(Baca juga: 4 pertanyaan seputar seks di mata cowok)
Menurut kata ahli
Psikolog Anna Surti Ariani, S.Psi, M.Si, Psi menjelaskan, “Kalau mengalami situasi seperti cerita RM, kita bisa dengan lantang dan percaya diri bilang: sama sekali enggak tertarik melakukan hubungan seks sebelum menikah.
Alasannya, banyak banget risiko yang bisa terjadi. Seperti hamil di luar nikah dan terkena penyakit kelamin.
Buktikan kalau kita bisa tetap keren tanpa melakukan hubungan seks sebelum menikah. Karena ni tandanya kita adalah cewek yang punya prinsip kuat. We should be porud of it.”
Couldn’t agree more.
(Baca juga: waspadai, 7 kekerasan fisik dalam pacaran)
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR