Bukan rahasia lagi, kalau memang Korea Utara adalah sebuah negara yang misterius. Enggak banyak hal yang bisa kita ketahaui banyak dari negara ini karena memang Korea Utara sangat tertutup akan negara mereka.
Beberapa orang yang mengaku berasal dari Korea Utara, mengungkapkan dan menceritakan kisah mereka dan bagaimana mereka bisa keluar dari negara tersebut. Dilansir dari laman koreaboo.com, ini dia 7 ksiah pelarian orang Korea Utara yang bikin enggak nyangka!
Park Yeonmi
Park Yeonmi lari dari Korea Utara ketika dia masih remaja dan sejak saat itu dia selalu membicarakan mengenai kengerian yang dia hadapi di tanah kelahirannya tersebut.
Di tahun 2012, ayahnya ditangkap karena perdagangan ilegal dan dipenjara selama 17 tahun. Selama di penjara, ayahnya selalu dipukul dan dilukai, dirampas air dan makanannya. Selama tiga tahun, ayahnya berhasil keluar dari penjara namun dia justru menerima diagnosis kanker usus besar.
Park Yeonmi dan ibunya pun berusaha meninggalkan Korea Utara di tahun 2007 setelah kakak Park Yeon Mi yang ketika itu berusia 16 tahun, Park Eunmi berhasil keluar tanpa memberitahukan mereka.
Lalu Park Yeonmi dan ibunya akhirnya berniat untuk ikut dengan Park Eunmi dan berusaha kabur bertiga. Ayah dari keluarga ini enggak ikut karena akan sangat berisiko jika dia ikut kabur bersama keluarganya.
Setelah sampai di Jilin, Cina, Park Yeonmi dan ibunya yang mencari Park Eunmi dan meminta tolong orang Cina di sana. Namun yang mereka dapatkan justru ancaman, dan ibu Park Yeonmi terpaksa rela diperkosa oleh otoritas dari Cina yang ada di sana untuk menyelamatkan putrinya dari ancaman diantar pulang lagi ke Korea Utara.
Ayah Park Yeonmi sesungguhnya ikut bersama mereka ketika di Cina, namun enggak lama setelahnya ayahnya meninggal. Park Yeonmi dan kakaknya enggak bertemu lagi hingga akhirnya Park Yeonmi dan ibunya sampai di Korea Selatan.
Mereka bedua bisa sampai di Korea Selatan lewat Mongolia, dan mereka sangat mempertaruhkan hidup mereka ketika itu. Di Mongolia, sempat ditangkap oleh penjaga di sana dan diancam akan dikirim kembali ke Cina. Namun mereka berdua menolak dan mengancam akan melakukan bunuh diri jika mereka dikirim kembali ke Cina. Beberapa minggu kemudian, dari Mongolia mereka pun dikirim ke Korea Selatan.
Sekarang ini, Park Yeonmi jadi aktivis dunia yang fokus terhadap peningkatan kesadaran akan kengerian yang masih dihadapi orang-orang di Korea Utara.
Kim Hyuk
Kim Hyuk hidup di jalanan ketika usianya masih 7 tahun. Hingga dewasa, dia pun sudah menjadi pengemis dan pedagang barang-barang illegal. Dia pun melarikan diri dari Korea Utara setelah menghabiskan 20 bulan di ‘kamp pendidikan ulang’.
Untuk melaikan diri, Kim Hyuk menyebrangi Sungai Tumen dan menjalani perjalanan selama 353 hari dari Cina ke Mongolia. Ketika itu dia hanya membawa sedikit bahan makanan.
Dia juga membawa peniti, yang dia gunakan jika dia diborgol atau bisa digunakan untuk bunuh diri dengan menelannya. Jika dia dibilang akan dikembalikan ke Korea Utara, maka dia mengancam akan bunuh diri dengan peniti itu.
Ketika sampai di Korea Selatan, dia pun diinterogasi oleh intelijen resmi. Setelahnya, dia pun menjalani hidup baru, namun dia sama sekali enggak tahu kabar saudara dan ayahnya yang dia tinggalkan di sana.
(Baca juga : Satu-Satunya Girlband di Korea Utara, Ini 6 Fakta Tentang Moranbong Band)
Song Byeok
Seluruh keluarga Song Byeok meninggal pada krisis kelaparan di Korea Utara di tahun 1990-an. Untuk menghindari kelaparan, Song Byeok dan ayahnya pun melarikan diri untuk mencari makanan.
Ayahnya tenggelam ketika mereka berenang menyebrangi sungai ke Cina. Song Byeok pun ditahan dan dikirim ke kamp penjara.
Setelah berhasil mencapai Korea Selatan, Song Byeok pernah bekerja sebagai seniman propaganda tapi sekarang dia menggunakan bakat seninya untuk menumbangkan kekuatan Korea Utara melalui gambaran dari para patriot Korea Utara dan pemimpinnya.
Jo JIn Hye
Jo Jin Hye bersama dengan ibu dan saudaranya, berhasil kabur ke Cina, namun mereka beberapa kali tertangkap.
Namun setelah lolos, Jo Jin Hye memutuskan untuk pergi ke Amerika, bukan Korea Selatan. Di Amerika, dia kini menjadi salah satu aktivis yang memperjuangkan hak manusia di Korea Utara.
Hyeonseo Lee
Hyeonseo Lee buakn lahir dari keluarga yang miskin, namun dia sama dengan yang lain, mengalami kelaparan yang parah saat krisis besar di Korea Utara. Dia pergi sendiri ke Cina pada tahun 1997 namun setelahnya dia menjadi saksi dari peristiwa yang mengerikan.
Bukunya, The Girl with Seven Names, adalah deskripsi detail dari perjalannya mencapai kebebasan.
Selama 10 tahun dia di Cina, dan akhirnya bisa pindah ke Korea Selatan.
(Baca juga : 5 Perbedaan dan Persamaan Sistem Pendidikan di Korea Selatan dan Korea Utara)
Shin Dong Hyuk
Dia adalah satu-satunya orang Korea Utara yang dipenjara namun berhasil kabur dari ‘kontrol penuh’ kamp yang ada di sana. Dia sama sekali enggak tahu apa yang ada di luar kamp dan bahkan diminta kembali oleh keluarganya.
Shin Dong Hyuk lahir di labour camp Korea Utara dan menghabiskan 23 tahun di sana sebelum akhirnya melarikan diri. Dia berhasil kabur dengan memanjat pagar elektrik!
Park Sang Hak
Park Sang Hak adalah anak dari seorang mata-mata yang hebat, dan dia tumbuh di lingkungan yang istimewa dari pemerintahan. Dia pergi dari korea Utara dengan keluarganya setelah ayahnya kecewa dengan rezim dan mulai takut akan kehidupan keluarganya.
Selama perjalanan itu, Park Sang Hak menyuap penjaga perbatasan untuk menyebrangi sungai Yalu ke Cina bersama ibu, saudara perempuan dan laki-lakinya.
Beberapa tahun kemudian dia bisa sampai di Korea Selatan, Park Sang Hak pun mengetahui apa yang terjadi dengan orang-orang yang dia sayangi yang tetap tinggal di Korea Utara. Tunangannya telah dipukul hingga enggak bisa dikenali lagi wajahnya, pamannya dipukul sampai mati, dan sepupu-sepupunya yang kaya telah diambil hartanya dan berujung dengan jadi pengemis di jalanan.
Park Sang Hak pun sekarang jadi aktivis HAM lewat Fighters for a Free North Korea. Kelompok ini pernah mengirim balon yang membawa literatur HAM dan demokrasi, DVD, radio transisi, dan USB serta drive yang mereka kirim ke Korea Utara.
Penulis | : | Indah Permata Sari |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR