MERS-CoV adalah salah satu jenis virus corona yang menginfeksi manusia, kelelawar, dan unta, serta pernah diklasifikasikan sebagai epidemi oleh WHO.
MERS-CoV sebelumnya dinamai '2012 novel coronavirus (2012-nCoV)' atau 'novel coronavirus (nCoV)' dan pertama kali ditemukan di Arab Saudi pada 2012, kemudian merebak di lebih dari 21 negara termasuk Mesir, Inggris, Korea Selatan, dan lain sebagainya sejak Juli 2015.
Penyebaran MERS-CoV juga sempat dilaporkan di Indonesia, akan tetapi enggak ada laporan yang terkonfirmasi positif.
Sedangkan SARS-CoV adalah jenis virus yang menyebabkan sindrom gangguan akut pada saluran pernapasan (several acute respiratory syndrome atau SARS).
SARS ditunjukkan dengan berbagai gejala seperti nyeri otot, sakit kepala, demam, diikuti dengan gejala pada saluran pernapasan selama 2-14 hari seperti batuk, sesak napas, hingga pneumonia.
Pada merebaknya wabah SARS di tahun 2003, sebanyak 9% pasien yang dikonfirmasi terinfeksi SARS-CoV meninggal dunia dan angka kematian tertinggi berada pada kalangan berusia di atas 60 tahun.
Baca Juga: Hati-hati! Ini 3 Hal Pembawa Virus Corona yang Ada dalam Rumah!
2019-nCoV
Severe acute respiratory syndrome-associated coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau lebih dikenal sebagai 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) adalah jenis virus corona terbaru yang kini ditetapkan sebagai pandemi global oleh WHO.
Tipe virus ini mirip dengan SARS-CoV dan kasus penyebarannya pertama kali dilaporkan di Wuhan, Cina pada akhir 2019, juga diketahui bahwa 2019-nCoV menyebabkan penyakit pernapasan coronavirus disease 2019 (COVID-19).
Belum diketahui sumber awal transmisi virus ini kepada manusia dan hingga saat ini para ahli masih berusaha meneliti lebih lanjut mengenai media penularan, cara penyembuhan, dan prediksi berakhirnya wabah 2019-nCoV di seluruh dunia.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR