Jangan Abaikan Depresi
Seorang ahli yang enggak terlibat dalam penelitian tersebut pun berpendapat bahwa tingkat depresi akibat COVID-19 mungkin akan lebih tinggi dibanding data yang diambil pada Maret dan April itu.
Yang juga menambah tekanan dari pandemi ini adalah kekhawatiran orang tua soal sekolah anak-anak mereka.
Stres dan depresi terutama di antara mereka yang paling terpukul secara ekonomi akan berlangsung lama.
Baca Juga: Kenapa Pasien Sembuh COVID-19 Rentan Gangguan Kejiwaan? Ini Penjelasannya Menurut Studi!
Oleh karena itu, orang yang merasa tertekan sebaiknya enggak mengabaikan perasaan ini.
Hal pertama adalah waspada dan terbuka terhadap fakta bahwa kita sah saja mengalami reaksi emosional terhadap COVID-19.
Bicaralah dengan anggota keluarga atau dokter jika memungkinkan, untuk benar-benar memahami tingkat gejala depresi.
Lebih dari itu, kita juga sebaiknya menjalankan evaluasi secara formal, dan mungkin menangani depresi dengan psikoterapi individu atau kelompok.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR