Mengalihkan pikiran dari peristiwa negatif dan menariknya ke pengalaman positif dapat mendorong pelepasan zat peningkat suasana hati alami dalam tubuh dan berfungsi seperti opioid untuk membantu kita merasa lebih baik.
Meskipun begitu, memiliki terlalu banyak hal yang menyenangkan justru memberikan istirahat mental dan fisiologis yang berharga dari kondisi stres.
Jika aktivitas yang menyenangkan berlangsung terlalu lama, itu akan menghalangi kita untuk menangani masalah yang masih terjadi dan mungkin bisa menimbulkan masalah baru.
Baca Juga: Ciuman dalam Pacaran Itu Wajib Enggak Sih? Remaja Wajib Paham Nih!
Refleksi untuk Menenangkan Pikiran
Kita bisa mengisi waktu luangnya dengan aktivitas yang membutuhkan perhatian, tetapi enggak sepenuhnya memenuhi pikiran seperti menghabiskan waktu di alam atau mandi dalam waktu lama.
Upaya yang lebih menarik yakni bermain video game atau memecahkan teka-teki.
Dibandingkan dengan bermain media sosial, mungkin lebih baik menyisakan ruang bagi pikiran untuk berkelana dan berefleksi.
Aktivitas yang enggak membanjiri pikiran lebih cenderung restoratif, sebab hal tersebut memungkinkan kita untuk refleksi dan di saat itulah sebagian dari otak kita benar-benar bisa mulai bekerja.
Refleksi yang enggak tergesa-gesa memungkinkan kita menyaring kekacauan mental, serta menghasilkan solusi yang segar dan berguna.
Memang, banyak dari kita mulai menghargai betapa banyak perawatan mental yang biasa kita lakukan saat melakukan perjalanan sehari-hari, atau berjalan di sepanjang rute yang biasa dilalui ketika pergi bekerja maupun sekolah.
Kita sekarang mungkin harus mencari aktivitas yang enggak terlalu penting ketika pikiran terasa kacau.
Kita juga membutuhkan dorongan orangtua untuk melakukannya dengan sekadar berjalan-jalan atau melihat keluar jendela.
Merawat kesehatan mental dan emosional kita sekarang sangat diperlukan dari biasanya.
Jadi, penting bagi orang-orang dari segala usia untuk mengambil waktu istirahat yang paling sesuai dengan kebutuhan saat itu.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR