CewekBanget.ID - Pandemi membuat kita, khususnya yang masih remaja, memiliki pilihan lebih terbatas untuk menghabiskan waktu sendiri.
Pasalnya, kita jadi enggak bisa berkumpul dan bermain bersama teman-teman untuk mengisi waktu dan meningkatkan energi.
Biasanya ada beberapa cara bagi kita untuk menghabiskan waktu luang, di antaranya tiga hal berikut ini.
Apa saja ya, manfaat dan tantangan dari melakukan hal-hal ini?
Baca Juga: 6 Konser Online KPop yang Akan Hadir di Builan Desember, BLACKPINK Masuk Daftar Nih!
Terhubung dengan Media Sosial
Kita pasti sering nih, menggunakan waktu senggang untuk mengirim pesan kepada teman-teman atau memeriksa akun media sosial kita.
Di masa pandemi ini, remaja mengandalkan platform media sosial untuk terhubung dengan teman sebaya dan mengikuti berita utama.
Menghabiskan waktu online dapat meningkatkan percakapan yang menyenangkan dengan teman, mendapatkan meme yang cerdas, atau kabar baik tentang tim olahraga favorit.
Namun, beralih ke media sosial sebagai cara untuk menyegarkan diri juga bisa menjadi pertaruhan yang berisiko tinggi bagi kita para remaja, terutama dalam konteks pandemi.
Lebih sedikit interaksi tatap muka telah membuat banyak remaja merasa adanya ketidakpastian pada persahabatan mereka.
Baca Juga: 3 Acara Netflix Ini Wajib Kita Tonton Kalau Suka Kecantikan!
Ambiguitas yang sebelumnya dapat ditoleransi dalam komunikasi sekarang dapat menjadi sangat menyusahkan.
Kabarnya, remaja yang mendapatkan teks hanya bertuliskan 'k' (singkatan dari 'ok') yang dapat dibaca sebagai nada ramah, singkat, atau pun marah akan menimbulkan banyak tenaga emosional.
Selain itu, kemungkinan kita juga melihat unggahan yang mengubah suasana hati menjadi sedih.
Makanya, beristirahat seharusnya membantu menenangkan pikiran.
Melakukan Aktivitas yang Menyenangkan
Penelitian tentang stres kronis menunjukkan, kegiatan yang mengasikkan seperti bertanding dalam olahraga, menonton film, atau membaca buku dapat membantu kaum muda menghadapi keadaan yang sulit.
Aktivitas yang menyenangkan mungkin menjadi pilihan yang sangat tepat ketika kita mendapati diri dirundung kekhawatiran tentang sekolah, teman sebaya, meningkatnya kasus COVID-19, atau apa pun.
Merenungkan peristiwa yang enggak menyenangkan meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, serta memicu pelepasan hormon stres yang berkelanjutan.
Sangat penting untuk dapat pulih dan enggak selalu mengeluarkan hormon stres ini.
Mengalihkan pikiran dari peristiwa negatif dan menariknya ke pengalaman positif dapat mendorong pelepasan zat peningkat suasana hati alami dalam tubuh dan berfungsi seperti opioid untuk membantu kita merasa lebih baik.
Meskipun begitu, memiliki terlalu banyak hal yang menyenangkan justru memberikan istirahat mental dan fisiologis yang berharga dari kondisi stres.
Jika aktivitas yang menyenangkan berlangsung terlalu lama, itu akan menghalangi kita untuk menangani masalah yang masih terjadi dan mungkin bisa menimbulkan masalah baru.
Baca Juga: Ciuman dalam Pacaran Itu Wajib Enggak Sih? Remaja Wajib Paham Nih!
Refleksi untuk Menenangkan Pikiran
Kita bisa mengisi waktu luangnya dengan aktivitas yang membutuhkan perhatian, tetapi enggak sepenuhnya memenuhi pikiran seperti menghabiskan waktu di alam atau mandi dalam waktu lama.
Upaya yang lebih menarik yakni bermain video game atau memecahkan teka-teki.
Dibandingkan dengan bermain media sosial, mungkin lebih baik menyisakan ruang bagi pikiran untuk berkelana dan berefleksi.
Aktivitas yang enggak membanjiri pikiran lebih cenderung restoratif, sebab hal tersebut memungkinkan kita untuk refleksi dan di saat itulah sebagian dari otak kita benar-benar bisa mulai bekerja.
Refleksi yang enggak tergesa-gesa memungkinkan kita menyaring kekacauan mental, serta menghasilkan solusi yang segar dan berguna.
Memang, banyak dari kita mulai menghargai betapa banyak perawatan mental yang biasa kita lakukan saat melakukan perjalanan sehari-hari, atau berjalan di sepanjang rute yang biasa dilalui ketika pergi bekerja maupun sekolah.
Kita sekarang mungkin harus mencari aktivitas yang enggak terlalu penting ketika pikiran terasa kacau.
Kita juga membutuhkan dorongan orangtua untuk melakukannya dengan sekadar berjalan-jalan atau melihat keluar jendela.
Merawat kesehatan mental dan emosional kita sekarang sangat diperlukan dari biasanya.
Jadi, penting bagi orang-orang dari segala usia untuk mengambil waktu istirahat yang paling sesuai dengan kebutuhan saat itu.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR