Kalau kita sudah menyadari letak kesalahannya, segera berubah, yuk! Pasalnya, budaya ini salah banget dan bakal sangat merugikan korban.
Baca Juga: Apa yang Harus Dilakukan Saat Keluarga Jadi Korban Pelecehan?
Kebiasaan menerapkan rape culture dan victim blaming dapat menyudutkan korban dan membuatnya ragu atau takut untuk melaporkan kejadian yang dialaminya.
Apa lagi kalau orang-orang enggak menganggap serius laporan tersebut dan malah mengolok-olok korban atau mengatakan bahwa dirinya seharusnya enggak memancing pelaku berbuat seperti itu.
Pada akhirnya, bukan hanya luka fisik yang mungkin diderita korban, tetapi juga mental.
Ini juga berarti kita turut menyalahkan korban atas hal yang terjadi bukan karena kesalahannya.
Kemudian korban akan semakin merasa enggak nyaman dan terancam karena hidupnya enggak dapat sebebas pelaku, yang aksinya didukung oleh rape culture ini.
Lalu, gimana cara terbaik untuk menghentikan rape culture?
Kita bisa mulai dengan menggunakan bahasa yang enggak merendahkan cewek atau korban pada umumnya dalam percakapan.
Selain itu, mulailah berani speak up atau menegur orang lain ketika kita mendengar ada kata-kata atau melihat perbuatan enggak pantas yang dilakukan dan termasuk ke dalam rape culture.
Ketika ada orang yang menyebut dirinya sebagai korban pelecehan atau kekerasan seksual pun, prioritaskan pernyataan korban terlebih dulu, terlepas dari apakah pelaku menanggapi tuduhan terhadap dirinya atau enggak.
Pastikan korban aman dan enggak malah semakin terintimidasi dengan rape culture yang mungkin dilakukan sebagian orang terhadap dirinya.
Source | : | Cewek Banget |
Penulis | : | Dok Grid |
Editor | : | optimization |
KOMENTAR