CewekBanget.ID - Apakah kita sering mendengar candaan yang enggak pantas di lingkungan kita yang merendahkan cewek atau korban pelecehan seksual, atau mengetahui orang-orang yang meremehkan laporan kekerasan seksual yang dialami seseorang?
Atau mungkin kita mengetahui kalau seseorang yang selama ini kita anggap baik ternyata melakukan kekerasan seksual seperti perkosaan, tapi orang lain malah menganggap remeh kesaksian korban yang mengungkap kejadian tersebut karena pelaku merupakan orang terkenal.
Hati-hati, hal seperti itulah yang termasuk dalam perilaku rape culture!
Istilah rape culture digunakan ketika perilaku perkosaan dan pelecehan atau kekerasan seksual lainnya dianggap lumrah, bahkan diwajarkan untuk tayang di media dan budaya populer.
Sadar atau enggak, lingkungan di sekitar kita atau bahkan diri kita sendiri mungkin pernah melakukan salah satu dari banyak perilaku yang termasuk ke dalam rape culture.
Yuk, lebih aware dan segera hentikan budaya yang mengancam korban seperti ini, simak:
Baca Juga: Anak Remaja Harus Tahu, 5 Bagian Tubuh Ini Tidak Boleh Disentuh Orang
Sebetulnya ada banyak banget contoh rape culture yang marak terjadi, bahkan bisa jadi dilakukan oleh cewek meskipun pada kenyataannya kebanyakan korban pelecehan dan kekerasan seksual adalah cewek juga.
Salah satunya yang cukup sering terjadi adalah victim blaming atau menyalahkan korban atas kejadian yang menimpanya, misalnya dengan menuduh kalau hal itu terjadi gara-gara pakaian, bentuk tubuh, atau perilaku korban.
Selain itu, candaan yang mengarah pada topik seksual dan melibatkan orang lain tanpa consent juga termasuk dalam jenis rape culture.
Memaklumi perilaku pelecehan dan kekerasan seksual atas alasan apapun, misalnya dengan berdalih kalau cowok wajar melecehkan cewek, serta meremehkan laporan berbagai bentuk pelecehan seksual seperti tuduhan perkosaan yang dilakukan seseorang juga termasuk rape culture, lho.
Sadar atau enggak, mungkin ada beberapa perilaku rape culture yang masih kita lakukan sampai saat ini.
Kalau kita sudah menyadari letak kesalahannya, segera berubah, yuk! Pasalnya, budaya ini salah banget dan bakal sangat merugikan korban.
Baca Juga: Apa yang Harus Dilakukan Saat Keluarga Jadi Korban Pelecehan?
Kebiasaan menerapkan rape culture dan victim blaming dapat menyudutkan korban dan membuatnya ragu atau takut untuk melaporkan kejadian yang dialaminya.
Apa lagi kalau orang-orang enggak menganggap serius laporan tersebut dan malah mengolok-olok korban atau mengatakan bahwa dirinya seharusnya enggak memancing pelaku berbuat seperti itu.
Pada akhirnya, bukan hanya luka fisik yang mungkin diderita korban, tetapi juga mental.
Ini juga berarti kita turut menyalahkan korban atas hal yang terjadi bukan karena kesalahannya.
Kemudian korban akan semakin merasa enggak nyaman dan terancam karena hidupnya enggak dapat sebebas pelaku, yang aksinya didukung oleh rape culture ini.
Lalu, gimana cara terbaik untuk menghentikan rape culture?
Kita bisa mulai dengan menggunakan bahasa yang enggak merendahkan cewek atau korban pada umumnya dalam percakapan.
Selain itu, mulailah berani speak up atau menegur orang lain ketika kita mendengar ada kata-kata atau melihat perbuatan enggak pantas yang dilakukan dan termasuk ke dalam rape culture.
Ketika ada orang yang menyebut dirinya sebagai korban pelecehan atau kekerasan seksual pun, prioritaskan pernyataan korban terlebih dulu, terlepas dari apakah pelaku menanggapi tuduhan terhadap dirinya atau enggak.
Pastikan korban aman dan enggak malah semakin terintimidasi dengan rape culture yang mungkin dilakukan sebagian orang terhadap dirinya.
Ingat pula untuk meminta pertanggungjawaban pelaku atas aksi yang dilakukannya, siapapun dirinya; entah itu orang terdekat kita, orang asing, atau bahkan orang yang selama ini kita idolakan.
Jangan biarkan pelaku berdalih bahwa ia beraksi akibat pengaruh alkohol, perilaku korban, dan sebaganya.
Yuk, kita sama-sama memutus rantai rape cultureini, girls!
Baca Juga: Jangan Takut! Lakukan 4 Hal Ini saat Kita Jadi Saksi Pelecehan Seksual
(*)
Source | : | Cewek Banget |
Penulis | : | Dok Grid |
Editor | : | optimization |
KOMENTAR