CewekBanget.ID - Hormon oksitosin terkenal sebagai hormon yang berkaitan erat dengan perasaan cinta.
Makanya, hormon oksitosin dikenal juga dengan nama 'hormon cinta'.
Hormon oksitosin berasal dari bagian hippotalamus pada otak dan memang terlepas saat kita sedang jatuh cinta.
Tapi hormon oksitosin bukan cuma bermanfaat untuk itu, lho!
Hormon ini juga punya manfaat terhadap kesehatan tubuh kita secara umum.
Kayak gimana dampaknya?
Organ Reproduksi
Hormon oksitosin yang diproduksi di hippotalamus berperan penting dalam fungsi reproduksi perempuan, mulai dari aktivitas seksual hingga persalinan dan menyusui.
Selama persalinan, oksitosin meningkatkan motilitas uterus, menyebabkan kontraksi pada otot-otot rahim, atau dinding rahim.
Ketika serviks dan vagina mulai melebar untuk persalinan, oksitosin akan dilepaskan.
Oksitosin juga memiliki fungsi sosial seperti meningkatkan keintiman antar pasangan atau kelompok, dan meredam kecemasan sosial.
Baca Juga: Penjelasan Ilmiah Kenapa Main Saat Sakit Bikin Badan Terasa Sehat
Obat
Ternyata oksitosin juga bisa didapatkan sebagai obat, dengan nama merek Pitocin.
Ini merupakan suntik hormon untuk ibu hamil demi memicu kontraksi, memberikan kekuatan selama persalinan, dan mengurangi pendarahan saat persalinan.
Namun, suntikan oksitosin bisa membuat detak jantung berjalan cepat dan memicu pendarahan abnormal hingga rahim pecah, sehingga penggunaannya harus diawasi secara ketat oleh tim medis.
Di sisi lain, ,enurut data Your Hormon, kekurangan oksitosin bisa memicu autisme dan gangguan spektruk autistik, yang menjadi kunci gangguan fungsi sosial.
Itu sebabnya, banyak ilmuwan percaya bahwa oksitosin bisa digunakan untuk mengatasi gangguan ini.
Oksitosin untuk Terapi Psikologi
Melansir data Medical News Today, para ilmuwan mengklaim oksitosin efektif untuk mengobati fobia sosial, autisme, dan depresi pascapersalinan.
Oksitosin dipercaya dapat membantu meningkatkan kesejahteraan interpersonal dan individu, sehingga berpeluang besar untuk digunakan dalam mengatasi beberapa gangguan neuropsikiatri.
Penggunaan oksitosin ini diklaim dapat membantu orang-orang yang menarik diri dari interaksi sosial, anxiety, dan enggak mampu mempercayai orang lain atau memiliki masalah trust issue.
Oksitosin juga berperan dalam manajemen kemarahan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa polimorfisme tertentu dari gen reseptor oksitosin (OXTR) dikaitkan dengan kecenderungan yang meningkat untuk bereaksi dengan amarah seseorang terhadap situasi.
Baca Juga: 5 Penyebab Kita Telat Haid, Bisa Karena PCOS Hingga Hormon Berlebih!
(*)
Source | : | Medical News Today |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR