CewekBanget.ID - Girls, apakah kamu sudah menerapkan memilah sampah dengan tertib?
Memang memilah sampah jadi hal yang gampang-gampang susah ya buat kita lakukan.
Soalnya hal ini bisa sangat berarti bagi dampak sampah yang kita hasilkan setiap harinya.
Fakta uniknya yang mungkin belum banyak orang ketahui adalah TPA bukanlah singkatan dari tempat pembuangan akhir.
Melainkan TPA adalah Tempat Pemrosesan Akhir, maka dari itu memang baiknya kita sudah memilah terlebih dahulu sampah yang akan kita buang sebelum nantinya ada di TPA.
Kalau berdasarkan sifatnya, menurut laman waste4change.com, ada 3 klasifikasi sampah.
Yaitu adalah sampah organik, sampah anorganik, dan sampah bahan berbahaya beracun (B3).
Sederhananya adalah sampah organik merupakan sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup, sedangkan sampah anorganik adalah sampah yan enggak bisa terurai secara alami karena berasal dari hasil olahan bahan sintetik tertentu.
Lalu untuk sampah B3 adalah yang punya sifat khusus dan perlu ditangani secara khusus, contohnya sampah medis, sampah elektronik, dan masih banyak lagi.
Sebenarnya kalau mau dikulik lagi, sampah anorganik itu masih ada beberapa jenis lagi.
Ada sampah anorganik plastik, kaca, hingga kertas yang mungkin kesannya akan ribet banget kalau kita pilah-pilah yaa, girls.
Baca Juga: Bukan Sampah, Ternyata Ini 5 Manfaat Ampas Tahu Buat Kesehatan Kita
Tapi daripada enggak sama sekali, baiknya memang kita paling enggak memilah 2 kategori sampah yang berbeda.
Saka Dwi Hanggara, Campaign Manager Waste4Change dalam acara 'Support Our Planet Earth with Puresia and the Eco-Friendly Bottle Mission' yang diadakan di NU Shop, Darmawangsa Square, Jakarta, pada Rabu, (11/9/2024), menjelaskan akan hal ini.
Saka mengatakan, "Secara kategori yang paling mudah itu cukup ada 2 yang harus kita pilah, yaitu sampah organik dan anorganik.
Itu sebenarnya sudah level 1 kita pisahin sampahnya, tapi kalau misalkan mau lebih detail lagi dan lebih berkontribusi lagi dalam mempercepat proses daur ulang bisa ditingkatkan lagi.
Misalnya sebelumnya cuma 2, naik lagi jadi 4 yaitu ada sampah organik, sampah kertas, sampah plastik, dan terakhir adalah logam."
Saka juga menambahkan sebenarnya dalam memilah sampah itu bukan soal seberapa bagus dan telitinya kita memilah sampah, melainkan seberapa konsistennya kita melakukan itu.
Jadi memang lebih baik kita biasakan pisahkan minimal 2 kategori sampah tapi rutin dan konsisten dilakukan seterusnya dibanding harus pilah 4 kategori sampah namun cuma bertahan seminggu aja.
Dalam kesempatan yang sama, Benedict Wermter, Content Creator yang dikenal dengan nama Bule Sampah, menyampaikan soal pentingnya bagi kita untuk mulai peduli dengan packaging prosuk skincare yang sustainable.
Menurutnya, kalau suatu brand peduli dengan packaging produknya, pasti kandungan produknya juga diperhatikan.
"Ada formula sederhananya nih. Semakin ramah lingkungan kemasan produknya, pasti semakin sehat produknya untuk dipakai.
Soalnya perusahaan-perusahaan (yang peduli lingkungan) itu seperti Puresia contohnya yang peduli dengan kemasannya pasti biasanya juga menjaga produknya tetap berkualitas tinggi dan pasti bagus buat kulit dan tubuh kalian," ucap Benedict Wermter.
Baca Juga: Dukung Penuh! Generasi Muda Harus Tahu Peran Penting Bank Sampah
PURESIA diketahui merupakan produk lokal yang kemasannya menggunakan kemasan daur ulang.
Selain itu juga kemasan pengiriman PURESIA kerjasama dengan Mattera Solutions yang sama sekali enggak menggunakan plastik serta bubble wrap diganti dengan honey comb.
Belum sampai di situ, PURESIA juga kerjasama dengan Waste4hange untuk mendaur ulang sampah plastik bekas konsumen pakai untuk nantinya bisa diolah lagi menjadi kemasan produk baru.
Bruno Hasson, Founder PURESIA, melalui siaran press release, mengatakan, "PURESIA akan terus menjadi produk lokal vegan terdepan yang berfokus pada tanggung jawab lingkungan selagi memberikan produk dengan kualitas terbaik yang bisa dipakai semua orang."
Baca Juga: 5 Cara Cegah dan Kelola Sampah Sisa Makanan untuk Selamatkan Bumi
(*)
Penulis | : | Indah Permata Sari |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR