"Hush! Walaupun anak Mama paling pintar di kelas, tapi kamu tidak boleh takabur seperti itu, Sayang."
"Iya, Ma...."
Lalu aku meneruskan ceritaku. Kali ini tentang Denada yang berulang tahun dan mendapat kejutan dari anak-anak sekelas.
"Denada diceplokin telur dan disiram tepung terigu, Ma! Dia hampir menangis! Tapi kami memberi hadiah yang membuat Denada tersenyum senang. Kami membelikannya sebuah boneka Patrick Star yang sangat besar karena Denada suka sekali dengan tokoh kartun sahabat Spongebob itu. Sudah lama kami merencanakan pesta kejutan ini, dan kami senang karena rencana kami berjalan dengan sukses!"
"Tapi bagaimana Denada pulang dengan baju dan rambut kotor seperti itu?" tanya Mama.
"Kami sudah menyiapkan baju ganti untuknya. Reno, yang sedang PDKT dengan Denada, siap sedia mengantarkannya pulang sampai ke rumah. Jadi, Denada tidak perlu dijauhi orang satu bis sekolah karena bau amis. He-he-he...."
"Dasar kalian...." komentar Mama sambil mengacak-acak rambut panjangku.
Tak lupa, aku pun bercerita tentang sang pujaan hatiku. My secret love.
"Hari ini, aku hampiiiiiiiiiir saja bertabrakan dengan Gilang, Ma. Aku baru keluar dari kantin dan sedang membaca brosur tentang lomba puisi yang dibagikan oleh sekolah. Gilang berjalan dari arah yang berlawanan. Sepertinya dia dari lapangan sepak bola. Iya! Aku yakin dia habis main bola, karena dia pakai Jersey club Barcelona dan dia membawa-bawa bola, Ma!"
"Lalu...?" tanya Mama.
"La...lalu... dia bilang 'Girl, jangan membaca sambil jalan, please..."
"Lalu...?" tuntut Mama lagi karena aku terdiam lama dan tak melanjutkan
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR