"Kamu menyebalkan."
"Lama-lama kamu akan suka."
"Mimpi."
"Mimpi itu bisa jadi kenyataan tak seperti mimpimu pada pangeran bintang dari negeri antah-berantah itu."
Aku melotot lagi padanya. Kehabisan kata-kata, aku melirik jam tanganku.
"Ooh sudah malam. Aku mau pulang. Permisi. Aku mau pamit pada Riana." Kataku tegas.
"Aku antar," sergah Sendy cepat.
"Tidak!"
"Aku mau antar!" tegasnya
"Tidak!"
"Pokoknya kuantar!" Dia buru-buru mengeluarkan kunci mobilnya dan menatapku manis.
Aku menatapnya sengit.
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR