Terdengar suara mobil berhenti didepan rumah. Aku segera memasukkan majalah Fahmi ke dalam tas. Aku berdiri melihat ke luar pagar. Mama sudah pulang sama Mbak Siti. Dan tebakkanku benar! Mereka belanja! Jangan sampai aja, sudah belanja lama, menelantarkan anak gadisnya yang berusia 16 tahun ini di teras rumah sendirian tanpa seorangpun menemani, enggak beliin cokelat!
"Nun, sudah pulang?" tanya Mama sambil berjalan membawa kantong-kantong belanjaan. Tiba-tiba Mama berhenti tepat di anak tangga teras rumah. Mama menatapku sedikit nyengir.
"Nun, Mama lupa beli cokelat, he-he-he...,"
***
Pagi lagi. Bulan telah berganti matahari. Sekolah jalan lagi. Kapan sih aku lulus SMA trus kuliah? Masih 1 tahun lagi. Lama juga ya! Aku enggak bisa bayangin nanti balik sekolah harus panas-panasan lagi naik motor sampai rumah. Belum sampai sudah jadi HUNA BAKAR. Sodaranya Luna Maya. Haduh. Haduh.
Aku masuk ke dalam kelas. Menaruh tas diatas meja dan keluar kelas buat duduk-duduk dikursi depan kelas. Aku merapikan poni-ku sesekali. Dan terus duduk sambil melihat ke kanan dank e kiri. Kali saja ada mobil atau motor yang ngebut, entar aku ke tabrak (emangnya lagi nyebrang?).
Sudah jam segini, sekolah masih sepi saja. Dasar murid-murid pemalas! Katanya ingin menggapai cita-cita setinggi langit-langit kamar? Sekolah aja males. Contohlah aku. Datang pagi. Melongo sendiri. Enggak ada kerjaan. Enggak ada teman. Kesepian. Tragisnya hidupku ini. Biasanya ada Fahmi nemenin pagi-pagi gini. Mana yah?
Aku melihat ke kiri. Tampak Fahmi dari jauh sedang memakir motornya diparkiran sekolah. Dia berjalan ke arahku sambil melambaikan tangan.
"Oi!" sapa Fahmi yang langsung mendaratkan pantatnya disampingku.
"Oi! Oi! Juga," balasku dan tersenyum sekiranya.
"Gimana artikelnya? Sip enggak?" tanya Fahmi soal artikel cokelat yang kemarin.
"Oh iya! Bagus banget! Ternyata cokelat banyak manfaatnya, terutama buat ngemil," ceplosku.
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR