Ini pertama kalinya Milea naik motor dengan Dilan dan juga memeluknya. Mereka menyusuri jalan Kota Bandung tahun 90-an yang masih sepi sembari Dilan menjelaskan dengan antusias mengenai rumah-rumah kuno peninggalan Belanda.
Bersenda gurau menghabiskan waktu seakan dunia cuma milik berdua.
Pertemuan dengan Bunda
Milea pertama kali bertemu Bunda (ibunya Dilan) ketika di sekolah saat Bunda mengurus masalah skorsing Dilan. Hari itu Milea dan Bunda banyak bicara tentang dirinya, Dilan, dan hubungan keduanya. Menariknya ketika Bunda berkunjung ke rumah Milea, ada pula Kang Adi. Milea memanfaatkan kesempatan ini untuk buat Kang Adi cemburu pada Dilan. He-he.
Ditampar Anhar
Milea terlibat percecokan dengan Anhar, teman satu geng motor Dilan, yang berakhir dengan adegan penamparan Milea. Dilan, yang saat itu sedang diskors, mengetahui tentang kejadian itu, datang ke sekolah untuk membalas Anhar. Keributan akhirnya terjadi.
Sebagian pembaca mungkin menganggap pada adegan ini sikap Dilan berlebihan sampai membuat kekacauan di sekolah. Tapi, di lain sisi kita bisa lihat bahwa Dilan memegang teguh janjinya untuk selalu menjaga Milea.
(Baca juga: 10 Quotes Romantis di Novel Dilan Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 yang Bikin Baper)
Jadian Pakai Materai
Setelah kejadian perkelahian itu, Dilan mengajak Milea ke warung Bi Eem. Di situ Milea mengobati luka Dilan, meluruskan kesalahpahaman tentang hubungannya dengan Kang Adi, dan memutuskan untuk meresmikan hari jadian mereka. Karena ini Dilan, proses jadiannya tentu harus unik. Dia menulis pernyataan resmi hari jadian mereka ala-ala proklamasi kemerdekaan. Lengkap dengan tanda tangan di atas materai. He-he.
Gimana, girls? Makin enggak sabar nunggu filmnya rilis, kan?
Penulis | : | Putri Saraswati |
Editor | : | Putri Saraswati |
KOMENTAR