Film Dilan 1990 akan segera dirilis pada 25 Januari 2018 mendatang. Iqbaal Ramadhan dan seleb pendatang baru, Vanesha Prescilla, akan menjadi pemeran utama, Dilan dan Milea.
Ada banyak potongan adegan di novel ini yang bikin penasaran fansnya. Ada banyak potongan episode yang melekat di pikiran pembaca. Mulai dari adegan romantis, menegangkan, hingga haru yang rasanya enggak boleh dihilangkan dalam versi filmnya.
Simak yuk 7 adegan di novel Dilan 1990 yang adaptasinya paling ditunggu di film! Buat yang belum baca novelnya, hati-hati ya. Artikel ini mengandung spoiler.
Ramalan Dilan
Adegan ini adalah kali pertama Milea bertemu dengan Dilan. Hari itu tepat dua minggu Milea pindah ke sekolah barunya di Bandung. Ketika dia lagi jalan kaki menuju sekolah, tiba-tiba ada sepeda motor yang menghampirinya dari belakang. Dilan.
“Boleh gak aku ramal? Aku ramal nanti kita akan ketemu di kantin.” Adegan ini tentu penting untuk dimasukkan ke dalam film. Selain menandakan pertemuan pertama mereka. Ini juga pertama kali kita dikenalkan dengan karakter Dilan yang unik.
Utusan Kantin
Ini salah satu adegan yang paling unik di dalam novel. Malam itu Dilan datang berkunjung ke rumah Milea. Tapi, bukan sang pujaan hati yang ditemui, justru ayah Milea. Saat itu Dilan mengaku sebagai utusan dari pihak kantin kampus yang diberi tugas untuk memberi informasi pada Milea tentang menu baru kantin. Iseng banget sih, Dilan!
Kiriman Tukang Pijet
Setelah peristiwa kurang menyenangkan yang dialami Milea ketika bertemu dengan Beni di Jakarta, dia jatuh sakit. Teman-temannya pun menyempatkan diri menjenguk, kecuali Dilan.
Lucunya, Dilan justru mengirimkan Bi Asih, tukang pijat langganan keluarganya, untuk memijat Milea. Adegan ini menarik karena di sini Milea jadi tahu kisah-kisah unik dan lucu Dilan dari Bi Asih dan teman-temannya yang lain. Pastinya sih bikin Milea jadi tambah jatuh hati.
Keliling Bandung dengan Motor
Ini pertama kalinya Milea naik motor dengan Dilan dan juga memeluknya. Mereka menyusuri jalan Kota Bandung tahun 90-an yang masih sepi sembari Dilan menjelaskan dengan antusias mengenai rumah-rumah kuno peninggalan Belanda.
Bersenda gurau menghabiskan waktu seakan dunia cuma milik berdua.
Pertemuan dengan Bunda
Milea pertama kali bertemu Bunda (ibunya Dilan) ketika di sekolah saat Bunda mengurus masalah skorsing Dilan. Hari itu Milea dan Bunda banyak bicara tentang dirinya, Dilan, dan hubungan keduanya. Menariknya ketika Bunda berkunjung ke rumah Milea, ada pula Kang Adi. Milea memanfaatkan kesempatan ini untuk buat Kang Adi cemburu pada Dilan. He-he.
Ditampar Anhar
Milea terlibat percecokan dengan Anhar, teman satu geng motor Dilan, yang berakhir dengan adegan penamparan Milea. Dilan, yang saat itu sedang diskors, mengetahui tentang kejadian itu, datang ke sekolah untuk membalas Anhar. Keributan akhirnya terjadi.
Sebagian pembaca mungkin menganggap pada adegan ini sikap Dilan berlebihan sampai membuat kekacauan di sekolah. Tapi, di lain sisi kita bisa lihat bahwa Dilan memegang teguh janjinya untuk selalu menjaga Milea.
(Baca juga: 10 Quotes Romantis di Novel Dilan Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 yang Bikin Baper)
Jadian Pakai Materai
Setelah kejadian perkelahian itu, Dilan mengajak Milea ke warung Bi Eem. Di situ Milea mengobati luka Dilan, meluruskan kesalahpahaman tentang hubungannya dengan Kang Adi, dan memutuskan untuk meresmikan hari jadian mereka. Karena ini Dilan, proses jadiannya tentu harus unik. Dia menulis pernyataan resmi hari jadian mereka ala-ala proklamasi kemerdekaan. Lengkap dengan tanda tangan di atas materai. He-he.
Gimana, girls? Makin enggak sabar nunggu filmnya rilis, kan?
Penulis | : | Putri Saraswati |
Editor | : | Putri Saraswati |
KOMENTAR