CewekBanget.ID - Peristiwa traumatis seringkali memicu kerugian fisik, emosional, spiritual, dan psikologis.
Orang yang mengalami peristiwa trauma seringkali merasa terancam, cemas, atau ketakutan, meski peristiwa tersebut telah berlalu.
Efek peristiwa traumatis memang enggak bisa disepelekan karena bisa berdampak besar pada kehidupan seseorang.
Tapi efek tersebut bisa sedikitnya diatasi agar kita dapat merasa agak lebih baik.
Baca Juga: Butterfly Hug di Drama 'It's Okat To Not Be Okay' Faktanya Tepat Atasi Kecemasan Pada Pasien Trauma!
Contoh Peristiwa Traumatis
Ada sejumlah peristiwa traumatis yang dapat menimbulkan efek pada kondisi mental seseorang.
Misalnya kematian anggota keluarga, perceraian, dan sakit atau cedera fisik.
Selain itu, kondisi pasca-perang, bencana alam, dan terorisme juga dapat menimbulkan trauma yang berdampak panjang.
Cara Orang Menanggapi Peristiwa Traumatis
Setiap orang menanggapi peristiwa traumatis dengan cara berbeda.
Seringkali, tanda-tanda trauma enggak terlihat, tetapi bisa menyebabkan reaksi emosional yang serius.
Syok dan penyangkalan setelah kejadian merupakan reaksi yang wajar.
Biasanya, hal itu dilakukan untuk melindungi diri dari dampak emosional dari peristiwa tersebut.
Peristiwa traumatis juga bisa menyebabkan seseorang merasa kosong dan hampa.
Biasanya orang yang mengalami kejadian traumatis cenderung mudah marah, mengalami perubahan suasana hati yang dramatis, kecemasan, depresi, dan melalui penyangkalan.
Beberapa tanda lainnya yaitu ingatan berulang tentang peristiwa tersebut, gangguan tidur, perubahan nafsu makan, dan ketakukan yang intens.
Baca Juga: Punya Trauma Sejak Masa Kecil? Begini Cara Mengatasinya, Girls!
PTSD
Orang yang mengalami peritiwa traumatis bisa saja mengalami PTSD atau gangguan stres pascatrauma.
PTSD adalah jenis gangguan kecemasan yang memengaruhi hormon stres dan mengubah respons tubuh terhadap stres.
PTSD dapat menyebabkan respons fisik dan emosional yang intens terhadap pikiran atau ingatan apa pun tentang peristiwa traumatis.
Hal itu bisa terjadi dalam hitungan bulan hingga tahunan.
Cara Mencegahnya
Ada beberapa cara untuk membantu memulihkan stabilitas emosi setelah peristiwa traumatis.
Di antaranya, kita bisa membicarakan pengalaman tersebut dengan keluarga atau teman dekat atau berbagi kisah dalam buku harian.
Selain itu, coba beri diri waktu dan sadari bahwa kita enggak dapat mengontrol segalanya, atau mintalah dukungan dari orang-orang terdekat maupun kelompok pendukung atau penyintas.
Jaga pula asupan makanan bergizi seimbang, olahraga, istirahat yang cukup, serta hindari alkohol dan obat-obatan.
Pertahankan rutinitas harian dengan aktivitas terstruktur serta lakukan hobi atau minat lain, tetapi jangan berlebihan.
Baca Juga: 2 Seleb Kpop Ini Punya Fobia Terhadap Suara Keras atau Fonofobia!
Meminta Bantuan Profesional
Jika peristiwa traumatis tersebut mengganggu aktivitas harian, sebaiknya kosultasikan dengan profesional.
Kita juga perlu mencari bantuan profesional jika mengalami gejala seperti ledakan emosional, perilaku agresif, penarikan, kesulitan terus-menerus dalam tidur, obsesi berlanjut dengan peristiwa traumatis, hingga masalah serius di sekolah atau lingkungan.
Melewati proses pascatrauma memang enggak mudah, tapi bukan berarti hal itu bakal berlangsung selamanya kok, girls.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR