Bukan enggak mungkin, distimia dipicu oleh kondisi kecemasan atau gangguan bipolar.
Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan atau traumatis, seperti kehilangan orang yang dicintai atau masalah keuangan, juga dapat menyebabkan timbulnya distimia.
Para ahli pun menduga penyakit fisik kronis, trauma otak fisik, dan komplikasi kesehatan menjadi penyebab atau pemicu distimia pada sebagian orang.
Menurut Mayo Clinic, orang-orang yang mengalami distimia juga rentan mengalami hal-hal seperti kualitas hidup yang berkurang, gangguan kecemasan dan gangguan suasana hati lainnya, dan penyalahgunaan zat.
Mereka pun cenderung mengalami kesulitan hubungan dan konflik keluarga, masalah sekolah, pekerjaan, dan penurunan produktivitas, nyeri kronis dan penyakit medis umum, muncul pikiran atau perilaku bunuh diri, serta gangguan kepribadian atau gangguan kesehatan mental lainnya.
Pencegahan
Alih-alih cara yang pasti untuk mencegah distimia, kita bisa mulai dengan mengidentifikasi gejala awal kondisi kesehatan mental yang satu ini.
Fungsinya adalah agar kita bisa segera mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Selain itu, lakukan pengelolaan stres serta tingkatkan ketahanan dan harga diri, sekaligus jangan ragu untuk menghubungi orang terdekat saat kita dilanda krisis mental.
Kalau gejala sudah semakin memburuk, lekas minta bantuan ahli dan pertimbangkan untuk mendapatkan perawatan pemeliharaan jangka panjang demi mencegah gejala kambuh kembali.
Baca Juga: Info Penyakit Sembelit, Gini 5 Cara Praktis Mengatasinya di Rumah!
(*)
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR