CewekBanget.ID - Depresi adalah kondisi gangguan kesehatan mental yang enggak boleh dibiarkan terus berlarut.
Apabila dibiarkan berkepanjangan, depresi dapat berujung pada kondisi lain yang dapat membahayakan diri sendiri.
Info penyakit distimia adalah salah satu efek jangka panjang dari depresi.
Kendati mungkin enggak familier dengan info penyakit distimia, kita mungkin bisa relate dengan kondisi kesedihan dan keputusasaan yang tiada ujungnya.
Hal itu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan membawa kita pada depresi yang lebih parah lagi.
Kenali info penyakit distimia berikut ini dan jangan ragu untuk berkonsultasi ke ahli saat dibutuhkan, ya.
Distimia
Distimia adalah gangguan depresi berkepanjangan.
Akibat hal ini, penderitanya kerap merasakan kesedihan dan putus asa terus-menerus.
Distimia bisa memengaruhi suasana hati dan perilaku serts fungsi fisik, termasuk nafsu makan dan kualitas tidur, selama bertahun-tahun.
Makanya, ketika mengalami distimia, seseorang bisa sampai kesulitan menyelesaikan tugas sehari-hari dan kehilangan minat bahkan terhadap hal-hal yang biasanya mereka sukai.
Baca Juga: Info Penyakit Maag Akut, Kapan Kita Harus Periksa ke Dokter?
Gejala
Gejala distimia bisa berlangsung selama minimal dua tahun, melansir dari Healthline.
Beberapa gejala yang kerap ditemukan antara lain sedih dan putus asa tanpa henti, gangguan tidur, kurang berenergi, hingga nafsu makan berubah.
Gejala lainnya yaitu kesulitan berkonsentrasi, kurangnya minat dalam kegiatan sehari-hari, penurunan produktivitas, harga diri yang buruk, sikap negatif, dan kecenderungan untuk menghindari kegiatan sosial.
Biasanya gejala ini muncul dimulai dari masa kanak-kanak atau remaja.
Makanya, orang yang mengalami distimia di usia tersebut cenderung mudah tersinggung, murung, dan pesimis.
Penderita distimia juga dapat menunjukkan masalah perilaku, kinerja yang buruk di sekolah, dan kesulitan berinteraksi dengan anak-anak lain dalam situasi sosial.
Gejala-gejalanya seringkali datang dan pergi selama beberapa tahun, dan tingkat keparahannya dapat bervariasi dari waktu ke waktu.
Penyebab
Belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya distimia.
Tapi diduga distimia terjadi akibat sejumlah faktor seperti ketidakseimbangan bahan kimia pada otak, riwayat keluarga, dan riwayat kondisi kesehatan mental lainnya.
Baca Juga: Info Penyakit Maag Akut atau Gastritis. Penyebab dan Gejalanya!
Bukan enggak mungkin, distimia dipicu oleh kondisi kecemasan atau gangguan bipolar.
Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan atau traumatis, seperti kehilangan orang yang dicintai atau masalah keuangan, juga dapat menyebabkan timbulnya distimia.
Para ahli pun menduga penyakit fisik kronis, trauma otak fisik, dan komplikasi kesehatan menjadi penyebab atau pemicu distimia pada sebagian orang.
Menurut Mayo Clinic, orang-orang yang mengalami distimia juga rentan mengalami hal-hal seperti kualitas hidup yang berkurang, gangguan kecemasan dan gangguan suasana hati lainnya, dan penyalahgunaan zat.
Mereka pun cenderung mengalami kesulitan hubungan dan konflik keluarga, masalah sekolah, pekerjaan, dan penurunan produktivitas, nyeri kronis dan penyakit medis umum, muncul pikiran atau perilaku bunuh diri, serta gangguan kepribadian atau gangguan kesehatan mental lainnya.
Pencegahan
Alih-alih cara yang pasti untuk mencegah distimia, kita bisa mulai dengan mengidentifikasi gejala awal kondisi kesehatan mental yang satu ini.
Fungsinya adalah agar kita bisa segera mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Selain itu, lakukan pengelolaan stres serta tingkatkan ketahanan dan harga diri, sekaligus jangan ragu untuk menghubungi orang terdekat saat kita dilanda krisis mental.
Kalau gejala sudah semakin memburuk, lekas minta bantuan ahli dan pertimbangkan untuk mendapatkan perawatan pemeliharaan jangka panjang demi mencegah gejala kambuh kembali.
Baca Juga: Info Penyakit Sembelit, Gini 5 Cara Praktis Mengatasinya di Rumah!
(*)
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR