(Selama lelaki dididik melihat perempuan sebagai kepunyaan, selama itu ia berhasrat menguasai)
Bahasa kekerasan, kita telah terjebak di dalamnya
Yang kita butuhkan adalah bahasa lain
Jika bukan bahasa cinta, maka bahasa keberanian
untuk menatap yang paling gelap dan menghadapi
Sebab di dalam yang gelap
kita menyentuh, meraba
kita tak tergesa-gesa
kita belajar menyadari
yang tak terpandang
kita tidak memiliki
tidak mengobyektivikasi
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR